AYUB (bagian 01) – APAKAH TUHAN BEKERJA SAMA DENGAN IBLIS?

Dua pribadi kasat mata, TUHAN dan SATAN, seolah ‘bekerja sama’ mengerjai AYUB. Apakah itu yang Anda pikirkan saat membaca kisah AYUB?

job_God_is_not_evilDi dalam website ini saya banyak sekali menceritakan tentang kasih Tuhan. Bahwa Tuhan yang kita sembah di dalam nama Yesus adalah Tuhan yang baik dan Dia tidak pernah merancangkan atau mengijinkan yang buruk terjadi di dalam hidup kita. Dan, setiap kali saya menceritakan bahwa bukan Tuhan yang mengijinkan kita kecelakaan, sakit, atau pun hal buruk lainnya, banyak orang yang spontan bertanya, “Lalu, bagaimana dengan Ayub?”

Di dalam artikel kali ini saya ingin membahas bagaimana cara saya memandang mengenai Ayub. Saya akan bagi menjadi beberapa artikel, karena tidak mungkin saya menulisnya dalam satu artikel yang sama.

Tujuan saya menulis artikel mengenai Ayub bukan untuk berdebat dengan Anda, melainkan saya mencoba berbagi mengenai pendapat saya mengenai Ayub. Bagi saya berdebat soal Firman Tuhan tidak akan memberikan hasil apa pun selain hanya memuaskan emosi dan memberi tempat bagi iblis untuk merusak. Setiap orang memiliki opini tentang sesuatu dan saya menghargai opini Anda mengenai Ayub, dan artikel ini adalah opini saya tentang Ayub.

Kisah tentang Ayub telah banyak membuat banyak orang Kristen berpikir bahwa Tuhan berteman dengan iblis dan memanfaatkan atau menggunakan iblis untuk mencobai manusia melalui hal-hal yang buruk. Bahkan, saya pernah mendengar salah satu hamba Tuhan mengatakan bahwa iblis adalah God’s messenger boy (kurir Tuhan). Anda mungkin pernah menonton film di mana ada dua polisi yang berteman, namun satu berperan sebagai polisi jahat dan satu lagi menjadi polisi yang baik demi mendapatkan informasi dari penjahat. Si polisi jahat bertindak memukul, membentak, mencaci si penjahat, lalu datanglah si polisi baik layaknya pahlawan untuk melerai dan akhirnya si penjahat mulai berpikir kalau si baik ini memihak dirinya. Lambat laun akhirnya si penjahat bercerita kepada si polisi baik. Padahal di balik layar, kedua polisi tersebut berteman.

Jika Anda berpikir bahwa iblis adalah polisi jahat dan Tuhan adalah polisi baik untuk mengerjai Anda, Anda perlu berpikir ulang.

Sebelum kita mulai membahas topik ini, ada baiknya Anda sedikit memahami cara menerjemahkan ayat-ayat kebenaran dalam Firman Tuhan. Semua kitab dan ayat di ALKITAB (Kejadian – Wahyu) adalah sederajat. Ayat-ayat tersebut disusun dengan cara yang sangat ajaib dan tentu saja jika bukan campur tangan Tuhan, ALKITAB tidak akan pernah sampai ke tangan kita hari ini. Karena Firman Tuhan merupakan Tuhan sendiri (Yohanes 1:1), maka ayat-ayat, pasal-pasal, dan kitab-kitab di dalam ALKITAB tidak mungkin saling bertentangan satu sama lain.

Ketidakmengertian kita terhadap penjelasan Firman Tuhan jangan langsung diartikan bahwa Firman Tuhan itu bertentangan. Kita semua butuh pewahyuan mengenai banyak hal di dalam Firman Tuhan.

Jika Anda menemukan hal-hal yang sepertinya sulit Anda mengerti, ada beberapa cara mudah untuk mengatasinya. Salah satunya, cari ayat-ayat yang mudah untuk Anda pahami. Kita ambil contoh kasus. Misalnya: Apakah benar Tuhan yang mengijinkan sakit penyakit ke dalam hidup kita? Anda tidak akan menemukan ayat yang mengatakan hal tersebut di dalam Perjanjian Baru.

Memang benar di dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa setiap kali Bangsa Israel melanggar perintah, Tuhan menghukum melalui sakit penyakit, tetapi di dalam Perjanjian Baru, saat Yesus melayani di dunia ini, Anda tidak akan menemukan kejadian di mana Yesus menghukum orang berdosa dengan sakit penyakit. Justru Yesus menyembuhkan semua yang sakit. Anda bisa membacanya dengan sangat jelas di Matius 15:30.

Terlihat seperti ada perbedaan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam hal ini. Jika hal seperti itu terjadi, carilah ayat-ayat yang sudah jelas, jadi Anda tidak perlu menduga-duga.

Seperti dalam Yesaya 53:4-5, dikatakan, “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” Ayat itu konsisten dengan 1 Petrus 2:24 yang mengatakan, “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.”

Ketika Yesus disalib, Dia telah menanggung segala dosa dan juga sakit penyakit kita. Jadi sungguh sesuatu yang tidak masuk akal jika hari ini kita katakan bahwa Tuhan yang mengijinkan sakit penyakit. Jika Anda berkata Tuhan yang mengijinkan Anda sakit, berarti Anda juga berpikir bahwa Tuhan yang mengijinkan Anda berbuat dosa, padahal kedua hal itu sama-sama ditanggung oleh Yesus. Teman, sama sekali bukan Tuhan yang mengijinkan Anda berbuat dosa, maupun sakit.

Jika hari ini ada begitu banyak orang yang salah mengartikan ayat di atas, pernahkah Anda terpikir bahwa hal yang sama terjadi di dalam Perjanjian Lama? Saya bertemu dengan banyak orang Kristen yang memegang Alkitab sejak kecilnya, tetapi tidak pernah tahu bahwa bukan hanya dosa yang ditanggung oleh Yesus, tapi juga semua jenis kutuk Hukum Taurat dan segala sakit penyakit. Beberapa mereka bertanya, “Memangnya itu ada di Alkitab?” atau “Loh, bukannya kita seharusnya melakukan Hukum Taurat?”

Hari ini kita hidup dengan pewahyuan yang utuh dan lengkap mengenai siapa Tuhan, bagaimana cara Dia berpikir, bagaimana cara Dia merespons, bagaimana cara Dia memberikan jawaban, dan lain sebagainya melalui kehidupan Yesus. Karena Firman Tuhan katakan di dalam Ibrani 1:3 bahwa Yesus adalah cahaya kemuliaan Tuhan dan gambar wujud Tuhan. Ayat ini diteguhkan oleh Filipi 2:7, dikatakan bahwa Yesus yang adalah Tuhan mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang manusia. Jadi jika Anda saat ini bertanya-tanya seperti apa Tuhan, Anda bisa melihat-Nya dengan sangat jelas dalam kehidupan Yesus.

Suatu kali Filipus, murid Yesus, berkata dalam Yohanes 14:8, “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” Padahal sesaat sebelumnya Yesus baru saja menjelaskan bahwa Dia dan Bapa adalah SATU dan barangsiapa melihat Yesus, Dia melihat Bapa. *Oh Filipus … apa yang terjadi denganmu?

Di zaman-Nya, begitu banyak orang yang tidak mengenali bahwa Yesus adalah Tuhan, padahal mereka selama ini berjalan dan hidup bersama-sama dengan Dia. Jika Anda tidak melihat atau memperhatikan baik-baik, Anda akan kehilangan makna yang Tuhan ingin Anda mengerti. Sama seperti orang Farisi dan Saduki. Tidak peduli seberapa sering dan seberapa banyak bukti yang Yesus berikan kepada mereka yang menunjukkan bahwa DIA adalah Mesias, tetap saja orang-orang ‘pintar’ ini mengatakan Yesus menghujat Tuhan. Anda dapat salah mengerti tentang Tuhan jika Anda tidak memperhatikan baik-baik apa yang ingin Dia sampaikan melalui Firman-Nya.

Kita sedang berbicara di zaman di mana Alkitab sudah ada. Sudah ada begitu banyak bukti yang menunjukkan bahwa Tuhan kita adalah KASIH (1 Yohanes 4:8) dan karena begitu besar kasih-Nya (Yohanes 3:16), Dia rela menggantikan kita menerima segala kutuk, hukuman, sakit penyakit di atas kayu salib supaya hari ini kita dapat hidup menikmati segala yang terbaik dari Tuhan. Namun masih saja banyak yang mempertentangkan hal tersebut dan berkata, “Tuhanlah yang mengijinkan saya sakit dan kecelakaan.”

blake-satan-smiting-job-with-sore-boilsMari kita sedikit melintas waktu ke zaman Ayub. Menurut perkiraan para ahli, kitab Ayub ditulis sekitar 600 tahun Sebelum Masehi. Ada juga yang mengatakan 1500 tahun Sebelum Masehi. Sungguh waktu yang jauh sebelum Yesus datang ke dunia dan sangat jauh sebelum Alkitab ada.

Dan ijinkan saya mengatakan bahwa melalui Alkitab yang kita miliki hari ini, pemahaman kita tentang Tuhan seharusnya jauh lebih baik daripada orang-orang yang hidup di zaman Ayub. Teman, jangan heran jika para penulis di Perjanjian Lama salah mengartikan Tuhan atau sesuatu yang lain.

Sebagai contoh, Anda ingat kisah di mana Yosua meminta matahari untuk berhenti? Hal tersebut dicatat di Yosua 10:12-13. Seperti kita ketahui bahwa Bumi yang bergerak mengitari matahari. Namun penulis kitab Yosua mengatakan matahari yang berhenti berputar. Saya tidak katakan Alkitab salah, hanya saja pemahaman penulis mengenai matahari pada zaman itu tidak seperti yang kita ketahui hari ini.

Contoh lainnya, pada saat penulis kitab Pengkotbah mengatakan, “Karena nasib manusia adalah sama dengan nasib binatang, nasib yang sama menimpa mereka; sebagaimana yang satu mati, demikian juga yang lain. Kedua-duanya mempunyai napas yang sama, dan manusia tak mempunyai kelebihan atas binatang, karena segala sesuatu adalah sia-sia.” Menurut Anda apakah benar bahwa nasib manusia sama seperti nasib binatang dan manusia tidak mempunyai kelebihan atas binatang? Tentu saja tidak benar.

Pengorbanan Yesus mengubah selamanya nasib manusia yang mau percaya kepada Yesus dan manusia adalah makhluk ciptaan yang jauh lebih berharga dari binatang di mata Tuhan itu sebabnya Yesus datang menyelamatkan manusia. Dia tidak datang untuk menyelamatkan anjing atau kucing peliharaan kita. Banyak ahli yang mengatakan bahwa ketika Salomo menulis kitab Pengkotbah dia sedang berada di penghujung akhir hidupnya. Salomo hidup dengan memiliki banyak istri yang menyembah berhala dan itu membuat kehidupannya semakin tua semakin jauh dari Tuhan.

Apakah ini artinya kita perlu abaikan hal-hal di atas? Tentu tidak! Apa yang ditulis Alkitab tetap sesuatu yang diilhamkan TUHAN untuk Anda dan saya. Justru hal-hal tersebut membuat kita dapat menyadari betapa bersyukurnya kita dapat mengenal YESUS yang adalah Tuhan dan menikmati apa yang Dia lakukan bagi kita di atas kayu salib dengan pemahaman yang jauh lebih benar dan jauh lebih baik daripada para nabi di Perjanjian Lama.

Melalui penjelasan di atas saya ingin membuat sebuah poin awal tentang masalah Ayub bahwa kata-kata dalam kitab Ayub 1:6-12 di mana Tuhan berbicara dengan iblis, seolah mendiskusikan perihal mengenai Ayub, bukan merupakan gambaran yang tepat mengenai kondisi yang sebenarnya. Ijinkan saya menjelaskannya.

Hari ini kita mengetahui bagaimana Yesus menderita untuk menanggung segala sakit penyakit kita, seperti yang kita telah bahas di atas. Namun masih banyak, sebutlah, hamba-hamba Tuhan, dari atas mimbar, bahkan melalui buku-buku yang mereka tulis, mengatakan Tuhanlah yang mengijinkan sakit penyakit terjadi. Bagaimana mungkin Tuhan Yesus menanggung sakit penyakit kita, lalu 2000 tahun kemudian Dia juga yang memberikan kita sakit?

Bahkan seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya bahwa beberapa hamba Tuhan mengatakan iblis adalah pesuruh Tuhan yang ditugaskan untuk mencobai kita. Sungguh pemahaman yang keliru.

XIR84999Saya percaya kesalahpahaman yang sama terjadi saat terhadap si penulis kitab Ayub mengenai TUHAN dan iblis. Ingat, zaman di mana Ayub hidup, manusia tidak memiliki pengenalan terhadap Tuhan dan iblis seperti kita hari ini. Sungguh tidak heran jika mereka memiliki prasangka atau dugaan yang berbeda dengan fakta yang sesungguhnya mengenai Tuhan dan iblis.

Sekali lagi, saya tidak katakan bahwa ayat tersebut bukan merupakan Firman Tuhan. Yang ingin saya coba sampaikan adalah ketika ayat tersebut ditulis, pemahaman si penulis mengenai Tuhan dan iblis tidak sepenuhnya akurat.

Kita bisa melihatnya dalam kehidupan Yesus. Pencobaan terhadap Yesus di padang gurun merupakan peristiwa kedua di mana Alkitab mencatat Tuhan semesta alam berbicara atau berinteraksi dengan iblis, setelah peristiwa dalam kitab Ayub. Kalau Anda ingin memasukkan peristiwa di Taman Eden artinya menjadi tiga kali.

Pertanyaan saya, apakah Anda melihat hubungan yang akrab satu sama lain, seolah mereka adalah teman yang sudah lama tidak bertemu? Ya, mereka berbicara dan berinteraksi satu dengan lain, tetapi sama sekali tidak ada indikasi kerjasama yang dilakukan antara Yesus dengan iblis. Mereka tidak membuat perjanjian apa pun dalam hal apa pun. Mereka tidak berbicara manis satu dengan yang lain sambil menyeruput secangkir kopi hangat. Malah sebanyak tiga kali Yesus menghardik iblis dengan Firman Tuhan di padang gurun (Lukas 4:2-12) dan Tuhan mengutuk iblis saat di Taman Eden (Kejadian 3:14-15).

Bagi saya, sama sekali tidak tepat jika peristiwa di dalam Ayub 1:6-12 ditafsirkan bahwa Tuhan bekerja sama atau mengijinkan iblis untuk mencelakai Ayub. Saya percaya bahwa Tuhan yang kita sembah tidak berubah dulu, sekarang, dan selamanya (Ibrani 13:8). Dan sampai selamanya TUHAN adalah sumber segala yang baik, iblis adalah sumber segala yang jahat, dan mereka tidak bersabahat satu dengan yang lain. (penulis: @mistermuryadi)

*** Bersambung ke bagian kedua: APA DAN SIAPA YANG SEBABKAN PENDERITAANNYA?

= = = = =

Jika blog ini memberkati Anda, pertimbangkanlah untuk menabur. Anda dapat memberikan donasi via BCA 7340 12 6160 atau CommBank (AUS): BSB 062239, Account Number 1030 2575 atas nama Zaldy Muryadi.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.