Bahan renungan:
Lukas 15:20 Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Setelah sang ayah berlari dan merangkul, mencium adalah hal ketiga yang dilakukan sang ayah pada saat si bungsu pulang. Sungguh, Anda bisa merasakan bukan hanya kerinduan tapi juga kehangatan dari sang ayah dalam perumpamaan ini. Sekali lagi, perlu saya sampaikan, yang mendengar cerita YESUS mengenai anak yang hilang adalah para pendosa dan para pemungut cukai (Lukas 15:1).
Dalam bahasa Indonesia dikatakan “mencium”, sedangkan dalam bahasa aslinya adalah menciumi. Bukan hanya “muah”, tetapi “muah, muah, muah.” Sang ayah menciumi wajah dan tubuh si bungsu. Anda mengerti maksud saya?
Teman, Yesus ingin Anda benar-benar mengerti seperti apa figur Bapa Sorgawi. Bahwa dosa, kesalahan, atau pun pelanggaran Anda tidak membuat Bapa menjauh dari Anda. Bahkan dalam cerita ini sang ayah yang berlari mendekat, memeluk, dan menciumi si bungsu.
Inilah kasih Bapa yang Alkitab ajarkan, yaitu tidak bersyarat. Jangan biarkan seorang pun atau bahkan hati kecil Anda mengatakan sebaliknya. Tidak ada yang perlu Anda lakukan untuk menikmati kasihNYA selain mendekat ke takhta kasih karuniaNYA dengan penuh keberanian (Ibrani 4:16). (penulis: @mistermuryadi)