#TURBULENCE

Ini #Journal pertama saya.

plane-turbulenceTurbulensi adalah perubahan kecepatan aliran udara yang sering terjadi pada skala kecil, jangka waktu yang pendek, serta acak. Dengan kata lain, ketika kecepatan aliran udara dan/atau arah pergerakannya berubah dengan cepat, pada saat itu dapat dikatakan telah terjadi turbulensi udara. Sederhananya, turbulensi adalah goncangan yang terjadi ketika kita sedang naik pesawat.

Saat terjadi turbulensi, para penumpang akan merasa tidak nyaman. Dalam beberapa tingkatan turbulensi, objek-objek yang ada dalam pesawat dapat terlempar dan tentunya dalam tingkat yang mencemaskan, turbulensi dapat membahayakan keselamatan penerbangan.

Hal yang sama terjadi di dalam hidup kita. Kadang terjadi goncangan yang sangat keras di dalam hidup kita, yang membuat kita kesulitan untuk bergerak, hati dan pikiran serasa terhempas ke kanan dan kiri, dan jiwa kita terombang-ambing mengikuti irama tekanan hidup yang sangat menyebalkan.

Ya, saya pernah mengalami kedahsyatan sebuah turbulensi di dalam hidup ini. Mungkin Anda juga pernah mengalaminya, atau mungkin sedang mengalaminya.

Dalam banyak kesempatan, saya secara tidak sengaja bertemu dengan orang-orang yang hidup “di bawah” saya. Sepertinya tidak sulit bertemu dengan orang-orang seperti itu. Saya menyebut mereka orang-orang yang di bawah permukaan. Mereka hidup di pinggir jalan, tidur dekat bak sampah, menggunakan pakaian yang sama dari hari ke hari, dan mengharapkan masa depan indah yang tidak kunjung datang.

Orang-orang bawah permukaan ini menghadapi turbulensi yang sangat dashyat setiap harinya. Sebuah kenyataan yang tidak terhindarkan ketika mereka membuka mata di pagi hari dan menyadari dirinya masih berada di dalam sebuah gerobak usang. Tentunya berbeda dengan Anda yang saat ini sedang membaca tulisan saya di sebuah gadget yang bagus, atau setidaknya lumayan.

Seringkali orang-orang bawah permukaan itu yang mengajari saya bagaimana cara menghadapi turbulensi kehidupan.

Turbulence

Saya ingat, beberapa waktu lalu, ketika hati saya begitu panas, pikiran saya kalut, mulut saya mulai meracau hal-hal yang tidak sepantasnya, saya melintasi jalanan memacu kendaraan saya dengan kecepatan tinggi, berharap semua amarah, kesedihan, dan tekanan terlampiaskan. Sejenak lampu lalu lintas menunjukkan tanda berhenti, amarah saya pun turut mereda, mata saya menjelajah sekitar, dan saya melihat seorang ibu dan anaknya sedang duduk di tepi trotoar berbalut debu dan kotoran. Ya, pemandangan yang biasa di sekitar kita.

Namun, yang tidak biasa adalah ketika saya melihat mereka tertawa. Mereka saling melempar senyum satu sama lain, bersenda gurau, seolah menyampaikan pesan kepada saya, “Ya, kami memang tidak tinggal di tempat yang layak, tapi itu bukan akhir segalanya, dan itu bukan berarti kami tidak bisa tertawa.”

Dang! Senyuman berdurasi 10 detik itu mengubahkan cara saya memandang sebuah turbulensi kehidupan. Air mata saya mengalir, amarah saya perlahan menghilang, dan saya seolah tersesat di tempat yang tidak seharusnya.

Teman, satu hal yang saya pelajari, tidak ada yang dapat mengambil sukacita hidup kita, kecuali kita yang mengijinkannya; tidak ada yang dapat mengambil senyum di wajah kita, kecuali kita yang mengijinkannya; dan tidak ada yang dapat mengambil kehidupan indah yang Tuhan anugerahkan kepada kita, kecuali kita yang mengijinkannya.

Seringkali yang mengajarkan saya tersenyum, kuat, dan sabar, justru bukan orang-orang yang tinggal di atas permukaan, melainkan dari mereka yang tinggal di bawah permukaan, yang setiap hari menghadapi turbulensi hebat di dalam hidupnya. (penulis: @mistermuryadi)

One comment

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.