Beberapa kali ada orang yang tidak saya kenal mengirimkan saya email dan bertanya apakah saya bisa meminjamkan uang kepadanya. Sebagian besar alasan mereka nekat meminjam uang ke saya karena masalah hutang, dana untuk orangtua yang sakit, biaya membayar cicilan kendaraan, uang sekolah, dan lain sebagainya. Semakin detil orang-orang itu menceritakan masalahnya, saya semakin yakin bahwa yang mereka butuhkan bukan uang, melainkan YESUS. Memberikan mereka uang hanya akan membuat mereka terus menerus mengira uang adalah jawaban dari masalah mereka.
Terhadap mereka yang ingin meminjam uang dengan alasan orangtua sakit, saya katakan kepada mereka untuk menceritakan kesembuhan untuk orangtua mereka, karena Firman Tuhan katakan bilur-bilur darah Yesus sudah menyembuhkan segala sakit penyakit kita (1 Petrus 2:24). Saya berikan mereka tautan tulisan-tulisan saya mengenai kesembuhan di blog ini.
Mungkin Anda tidak setuju dengan cara saya, tetapi saya percaya jika kita menceritakan kebenaran Firman Tuhan, orangtua kita tidak akan pernah sakit lagi. Mereka akan hidup sehat seperti yang Firman Tuhan janjikan dalam Yeremia 33:6. Anda tidak membutuhkan biaya pengobatan jika mereka sehat, bukan? Namun sayangnya, banyak orang tidak mau mempraktikkan kuasa Tuhan. Mereka lebih tertarik membawa orangtua mereka ke dokter. Banyak orang tidak mau menceritakan kabar baik mengenai kesembuhan yang Yesus telah berikan. Mereka lebih rela membiarkan orangtua mereka mendengar kabar buruk diagnosa dari dokter.
Saya tidak katakan salah untuk pergi ke dokter atau berobat. Saya hanya ingin Anda tahu bahwa Tuhan menjanjikan Anda sehat dan kalau Anda sehat artinya Anda tidak perlu ke dokter atau berobat.
Suatu hari ibu saya menelpon jam 11 malam. Dia mengatakan salah satu matanya tiba-tiba buram dan tidak bisa melihat. Dia ingin segera ke dokter. Mungkin kalau saya tidak percaya janji kesembuhan di dalam nama Yesus, saya akan panik mendengar berita ibu saya terserang sakit seperti itu. Namun, puji Tuhan saya memilih percaya bahwa segala sakit penyakit sudah ditaklukkan di bawah kaki Yesus. Saya menceritakan kabar baik mengenai kesembuhan, seperti yang saya tuliskan di dalam blog ini untuk Anda, dan mengajarkan kepada ibu saya cara mengusir sakit penyakit pergi dari tubuhnya. Malam itu juga dia sembuh dan sampai hari ini, sudah sekitar 4 tahun, dia tidak pernah lagi mengeluh mengenai matanya.
Terhadap mereka yang ingin meminjam dengan alasan terbelit hutang, saya katakan kepada mereka untuk menabur dari seberapa pun yang yang mereka miliki. Karena Firman Tuhan katakan kalau kita menabur banyak, kita akan menuai banyak (2 Korintus 9:6). Juga, saya lampirkan kepada mereka tautan tulisan-tulisan saya mengenai menabur supaya mereka mengerti bahwa Tuhan ingin kita hidup berkelimpahan.
Ketika menyinggung mengenai menabur, banyak orang dengan defensif mengatakan bahwa mereka tidak memiliki uang. Terus terang saya tidak percaya bahwa orang-orang tersebut tidak memiliki uang. Firman Tuhan dalam 2 Korintus 9:10 jelas mengatakan bahwa Dia menyediakan benih bagi kita. Kita selalu memiliki sesuatu yang bisa kita tabur, meskipun jumlahnya sangat sedikit. Masalahnya bukan tidak ada benih, tetapi kita tidak percaya bahwa benih yang kita tabur akan menghasilkan. Padahal kalau kita mau percaya janji Tuhan, cukup dengan menabur satu benih apel, kita dapat menghasilkan sebuah pohon apel, bahkan kebun apel.
Suatu hari seorang anak remaja yang saya bimbing mengalami kesulitan ekonomi. Ayahnya meninggal, usaha keluarganya bangkrut, dan uang yang tersisa hanya beberapa puluh ribu di dompetnya. Lengkap penderitaannya! Ditambah lagi, ibunya berusaha menjual rumah, tetapi sudah beberapa tahun tidak ada seorang pun mau membelinya dengan harga yang pantas, karena rumahnya berada di gang dan kondisinya pun sudah kurang layak. Dia nyaris tidak memiliki uang. Hari itu saya tantang dia untuk menabur. Keesokan harinya, di gereja, dia memberikan semua uang yang dia miliki kepada saya, jumlahnya hanya sekitar 20-30 ribu rupiah. Dia katakan dia mau percaya kepada janji Tuhan, bukan kepada uang. Dia pulang dari gereja berjalan kaki dan bahkan hari itu tidak memiliki uang untuk makan. Kurang lebih satu bulan kemudian, mukjizat terjadi, rumahnya laku terjual dengan harga yang tinggi. Kemudian ibunya membeli sebuah rumah lain dan sampai hari ini, sudah berjalan lebih dari lima tahun, dia tidak pernah lagi ada di dalam kondisi “depresi” seperti sebelumnya.
Menurut Anda, apakah masalah anak remaja di atas akan selesai kalau saya berikan dia uang? Saya yakin tidak! Namun, ketika dia mendengarkan kebenaran dan dia memercayainya, kebenaran tersebut memerdekakan hidupnya. Yohanes 8:31-32 mengatakan, “Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.””
Teman, kalau Anda bertemu dengan peminta-minta di jalan, menurut Anda apa yang benar-benar mereka butuhkan? Kita sudah tahu, semakin sering kita berikan uang, semakin mereka semangat menjadi peminta-minta. Uang bukan jawabannya. Para peminta-minta itu tidak meminta-meminta karena hidup mereka miskin, mereka meminta-minta karena mereka berpikir mereka miskin. Mereka berpikir mereka tidak mampu, gagal, dan ditakdirkan hidup seperti itu. Jika boleh saya simpulkan, mereka malas.
Menurut bahasa Ibrani dan Yunani, kata “miskin” bukan hanya berbicara mengenai kondisi tanpa uang, melainkan juga kondisi pikiran yang selalu merasa kekurangan. Para koruptor pada dasarnya adalah orang-orang yang memiliki banyak uang, tetapi di dalam pikirannya, mereka selalu berkekurangan. Itu sebabnya mereka korupsi. Mental miskin ini bukan hanya dimiliki oleh orang-orang yang tidak memiliki uang, tetapi juga oleh orang yang memiliki banyak uang.
Saya bertemu dengan banyak orang kaya yang sulit memberi. Itu terjadi karena mereka selalu berpikir mereka akan kekurangan jika memberi. Sebaliknya, ada orang-orang yang hanya memiliki uang seadanya, tetapi mempunyai hati memberi luar biasa. Merekalah orang-orang yang mengerti arti kelimpahan.
Menurut Anda, mana orang yang memiliki mental kelimpahan? Yang kaya, tapi takut memberi, atau yang miskin atau pas-pasan, tapi berani memberi?
Salah satu kisah memberi yang sangat menginspirasi saya adalah kisah si janda miskin yang dicatat dalam Lukas 21:1-4, “Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. Lalu Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.””
Orang yang bermental miskin, selalu berpikir memberi akan membuat mereka kekurangan. Kebenarannya adalah saat kita memberi, kita sedang percaya bahwa kita adalah orang yang diberkati dan berkelimpahan.
Teman, satu-satunya alasan mengapa seseorang memiliki mental miskin, yang berakibat hidup miskin, karena pola pikir mereka yang salah. Pikiran mereka ditipu oleh si jahat melalui informasi-informasi yang salah. Dan, satu-satunya yang dapat memerdekakan mereka dari kondisi tersebut adalah kebenaran Firman Tuhan. Jika mereka percaya pada kebenaran, mereka tidak akan pernah meminta-minta lagi seumur hidup mereka, hidup mereka akan diberkati dan berkelimpahan.
Semua perubahan hidup kita tidak dimulai dari perilaku yang berubah, melainkan dimulai dari pola pikir yang berubah. Tidak ada cara lain. Dan, yang bisa mentransformasi pola pikir Anda hanya kebenaran Firman Tuhan. Saat pola pikir Anda berubah, perkatan dan perilaku Anda pasti berubah dengan sendirinya, dan ketika perkataan dan perilaku Anda berubah, hidup Anda akan berubah. Masa depan Anda akan berubah.
Itu sebabnya, dalam banyak kesempatan, ketika ada seseorang yang meminta atau meminjam uang, yang saya utamakan bukan memberi mereka pinjaman uang, melainkan membagikan kebenaran Firman Tuhan kepada mereka. Supaya pola pikir mereka berubah. Karena memberi adalah tanda bahwa Anda memiliki mental untuk menjadi orang yang diberkati. Ya, hanya orang berpikir bahwa dirinya diberkati yang berani memberi atau menabur. (penulis: @mistermuryadi)
========================================================================
Semua materi di blog ini saya berikan cuma-cuma bagi para pembaca setia hagahtoday.com. Jika artikel ini memberkati Anda, pertimbangkanlah untuk menabur. Anda bisa memberikan donasi ke:
BCA 7340 12 6160 a/n Zaldy Muryadi.