Mazmur 145:9 Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
Seperti telah kita saksikan dalam kontes pemilihan presiden kemarin, perbedaan politik membuat persahabatan terpecah. Hubungan pertemanan telah lama terjalin di sosial media terputus dalam sekejab.
(Baca juga: MENGASIHI ORANG LAIN TIDAK SELALU NYAMAN)
Dalam kasus kepercayaan, ketika mulai membahas mengenai Tuhan, diawali dengan berdiskusi, berlanjut pada perdebatan, dan kemudian hubungan pertemanan terputus karena merasa salah satu pihak telah menjelek-jelekkan keyakinan yang lain dan pihak lainnya menganggap dirinya paling benar.
Terkadang ada satu sisi di hidup kita yang cenderung menginginkan orang lain agar menjadi seperti kita. Kita mau orang lain berpikir dan bertindak seperti kita. Salah satu tandanya adalah kita tidak suka dengan perbedaan. Kita kesulitan menerima perbedaan dan tanpa disadari kita memaksakan agar orang lain setuju dengan kita.
Saya mengerti bahwa ada beberapa hal yang tidak dapat kita kompromikan, terutama hal-hal yang berhubungan dengan Firman Tuhan. Saya setuju.Tentu saja kita ingin setiap orang percaya kepada Yesus dan Firman Tuhan. Namun, untuk memastikan pesan mengenai Yesus sampai kepada orang lain, kita perlu tetap menjalin hubungan dengan orang itu.
Pada saat sebuah hubungan terputus, sebaik apa pun pendapat, opini, atau kabar baik yang kita miliki, kita sudah tidak mungkin lagi dapat menyampaikannya kepada yang bersangkutan.
(Baca juga: JANGAN LUPAKAN BETAPA SERINGNYA TUHAN MENOLONG KITA)
Itu sebabnya, Alkitab mengajarkan kita untuk mengasihi. Kita perlu menaruh kasih di atas dasar perbedaan. Kita perlu memprioritaskan hubungan di atas pendapat-pendapat kita. Karena hanya dengan demikian, kita dapat menyampaikan kabar baik kepada mereka. Mungkin tidak hari ini, mungkin bulan depan, atau bahkan tahun depan. Selama kita memiliki hubungan dengan seseorang, kita memiliki kesempatan untuk menyampaikan kabar baik. (penulis: @mistermuryadi)
hagahtoday.com 