2 Korintus 9:8-10 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis: “Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya.” Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu.
Menurut Anda, mana yang lebih diberkati, si penabur benih atau si pemakan roti? Sudah jelas si penabur benih. Alasannya, setelah dia memakan roti, dia masih memiliki sesuatu yang dapat dia tabur. Sedangkan si pemakan roti, semuanya dia makan, tidak tersisa sedikit pun untuk ditabur. Orang yang berkelimpahan tidak selalu orang yang memiliki banyak harta, melainkan orang yang masih dapat menabur.
(Baca juga: KITA PERLU MELANGKAH DALAM IMAN UNTUK MENERIMA JANJI TUHAN)
Saya kenal dengan banyak orang kaya, tapi mereka selalu kekurangan.
Ada beberapa buah yang biasanya kita makan beserta dengan bijinya, yang adalah benih. Misalnya strawberry. Tahukah Anda dari satu buah strawberry Anda bisa menghasilkan puluhan pohon strawberry? Namun hal tersebut baru bisa terjadi jika Anda menyisihkan benihnya, menabur, dan menanamnya.
Ketika Tuhan memberikan kepada Anda segala yang baik (Yakobus 1:17), tahukah Anda bahwa di dalam pemberian tersebut terdapat benih dan roti? Jika Anda mengharapkan tuaian, Anda perlu menyisihkan sebagian dari yang Anda dapatkan untuk dijadikan benih. Sama seperti strawberry, seringkali kita makan buah tersebut beserta seluruh benihnya. Padahal setiap benih yang Anda sisihkan berpotensi menjadi sebuah pohon strawberry.
(Baca juga: BIASAKANLAH MENGUCAPKAN YANG BAIK)
Saya pernah membaca sebuah artikel mengenai mentimun. Jika kita menyisihkan semua biji dalam sebuah mentimun, lalu menabur dan menanamnya kembali, ketika kita menuai, kita tidak akan pernah kehabisan mentimun selama 20 tahun. Haleluya! (penulis: @mistermuryadi)