Ibrani 11:17-19 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: “Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.” Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
Pernahkah Anda bertanya-tanya apa alasan Abraham mempersembahkan Ishak? Jika kita mau berpikir dengan logika, tentu bagi kebanyakan orang hal itu bukanlah hal yang mudah. Setelah puluhan tahun menantikan janji Tuhan untuk seorang keturunan, Abraham kini diminta “menyembelih” anaknya sendiri. Saya pribadi mungkin akan meragukan suara Tuhan jika perintah yang sama datang kepada saya. Namun tidak demikian halnya bagi Abraham.
(Baca juga: TIDAK MUNGKIN POHON ANGGUR MENGHASILKAN BUAH DUREN)
Tanpa sedikit pun ragu, Abraham mengatakan, “Iya, saya bersedia” kepada Tuhan. Abraham bahkan tidak mengulur sedikit pun waktu untuk membawa Ishak ke puncak gunung yang telah ditetapkan Tuhan. Apa kira-kira yang ada di pikiran Abraham saat itu? Mengapa Abraham begitu taat kepada Tuhan?
Ibrani 11:17 menuliskannya dengan sangat jelas. Ayat itu dimulai dengan kalimat “Karena iman.” Karena imannya kepada Tuhan Abraham tidak ragu sedikit pun menyerahkan Ishak. Namun apa yang membuat iman Abraham dapat seperti itu? Ayat 19 menjawab pertanyaan itu. Dikatakan karena Abraham percaya bahwa Tuhan sanggup membangkitkan Ishak kembali. Oh, dahsyat sekali!
Sederhananya, Abraham percaya jika Tuhan memerintahkan sesuatu kepadanya, itu bukan untuk mencelakainya, melainkan untuk kebaikannya. Dan Abraham percaya bahwa Tuhan yang memberikan Ishak kepadanya adalah Tuhan yang Maha Pemberi.
Mari kita belajar memiliki iman seperti Abraham. Jangan memegang hal-hal berharga yang kita miliki lebih erat daripada kita memegang Tuhan.
(Baca juga: JANJI TUHAN ITU PASTI, BUKAN MUDAH-MUDAHAN)
Biarkan Roh Kudus meyakinkan kita bahwa Tuhanlah yang seharusnya menjadi segalanya bagi kita. Kalau Tuhan ingin kita menyerahkan hal-hal berharga, percayalah kita tidak akan kehilangan apa pun. Dia sanggup mengembalikan yang jauh lebih baik bagi kita. (penulis: @mistermuryadi)
Karna Iman kita percaya bahwa apa yang terjadi di hidup kita sudah Tuhan rancangkan baik. Hidup menurut FirmanNYA membuat kita menjalani rancangan2-Nya. Terima kasih Koh Zal.