Amsal 8:13 Takut akan Tuhan ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.
Ketika kita takut akan Tuhan, Firman Tuhan mengatakan kita akan membenci kejahatan. Sangat masuk akal. Ibaratnya, jika kita menyelam ke dalam sebuah kolam, kita dapat pastikan seluruh tubuh kita pasti basah. Sama halnya dengan hadirat Tuhan. Kita tidak mungkin “menyelam” ke dalam hadirat Tuhan, tetapi tidak menjadi semakin serupa dengan Tuhan. Benar?
(Baca juga: BEGINI CARA YESUS MEMANDANG ORANG-ORANG YANG MENENTANG-NYA)
Logikanya, jika kita mengenal Tuhan, kita pasti mencintai apa yang Tuhan cintai dan membenci apa yang Tuhan benci. Jika kita mencintai yang Tuhan benci dan membenci yang Tuhan cintai, saya meragukan kita mengenal Dia dengan benar.
Kehidupan Yesus sendiri membuktikan hal di atas. Yesus mendeklarasikan bahwa Dia dan Bapa adalah satu. Yohanes 5:19 mengatakan, “Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.”
(Baca juga: BELAJARLAH DARI KEGAGALAN-KEGAGALAN KITA)
Saya harap renungan hari ini dapat menjadi bahan refleksi bagi kita. Melihat lagi bagaimana kita menjalani kehidupan kita selama ini. Apakah kita sedang menjalani kehidupan yang takut akan Tuhan atau kita sedang semakin menjauh dari Tuhan? (penulis: @mistermuryadi)
Kita membenci kejahatan karena Tuhan yang meneladaninya terlebih dulu. Semakin dekat denganNYA membuat kita semakin serupa dengan Tuhan. Terima kasih Koh Zal.