Matius 11:28-30 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.”
Hari ini saya hanya ingin bercerita mengenai kisah seorang penginjil dan tukang cukur. Saya berharap Anda mendapatkan sesuatu dari cerita ini.
(Baca juga: MENGASIHI ADALAH SIFAT ALAMI TUHAN)
Suatu hari seorang penginjil datang ke tukang cukur. Tujuannya, ya, jelas untuk menggunting rambut. Sambil si tukang cukur menggunting rambut, si penginjil mulai bertanya.
“Pak, apakah bapak tahu bahwa Tuhan Yesus itu sangat baik? Dia menebus dosa semua manusia dan menginginkan semua orang di dunia masuk ke Sorga.”
Mendengar hal itu, si tukang cukur menjawab, “Maaf pak, jangankan Yesus, saya bahkan tidak percaya ada Tuhan.”
“Mengapa begitu?” tanya si penginjil penasaran.
“Begini, di luar sana masih banyak terjadi perang, banyak orang yang masih miskin, dan menderita. Kalau Tuhan benar-benar ada, pasti semua yang buruk itu tidak ada di dunia ini. Itu sebabnya saya tidak percaya ada Tuhan, karena masih banyak hal buruk terjadi di dunia ini,” jawab si tukang cukur panjang.
“Oh, begitu ya. Baiklah, kalau begitu saya juga tidak percaya ada tukang cukur di dunia ini,” balas si penginjil sambil tertawa kecil.
“Lho, bapak bagaimana? Ini saya jelas-jelas sedang menggunting rambut bapak, masa masih tidak percaya kalau ada tukang cukur? Saya tidak mengerti maksud bapak,” sanggah si tukang cukur sambil mengerenyitkan dahi.
“Tadi dalam perjalanan ke sini, saya bertemu orang-orang yang rambutnya tidak terurus, panjang, dan tidak rapih. Itu sebabnya saya katakan tidak ada tukang cukur di dunia ini,” sahut si penginjil.
“Hahaha … kalau itu masalahnya, itu berarti salah mereka, pak. Mereka yang tidak datang ke tempat saya dan minta dicukur. Kalau mereka datang ke sini, pasti rambut mereka akan jadi rapih seperti bapak,” jawab si tukang cukur semangat.
“Begitu juga dengan Tuhan, pak. Itu alasan mengapa masih terjadi perang, banyak orang yang menderita, dan miskin, karena mereka tidak datang kepada Tuhan Yesus. Kalau saja mereka datang kepada Yesus, hidup mereka pasti akan sehat, diberkati, dan diubahkan,” jawab si penginjil sambil memperhatikan wajah si tukang cukur yang menjadi merah.
(Baca juga: TUHAN INGIN KITA BERTUMBUH DEWASA)
Teman, satu pesan yang ingin saya sampaikan hari ini. Tuhan Yesus menantikan untuk memulihkan, menyembuhkan, dan memberkati kita. Pertanyaannya, maukah kita menghampiri-Nya dan mengatakan, “Tuhan, ini aku …” (penulis: @mistermuryadi)
Hal yang seringkali terjadi bukanlah Tuhan yang menjauh dari kita. Melainkan kita yang tidak datang kepadaNYA. DalamNYA kita menjadi tenang dan hidup dalam pengharapan akan janji-janiNYA. Terima kasih Koh Zal.