APAKAH WAJAR JIKA KITA TAKUT DAN KUATIR?

Matius 12:37 Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.

Mungkin setiap kita pernah menanyakan hal ini kepada diri kita sendiri, “Apakah wajar jika saya takut atau kuatir?” Menurut saya pribadi, wajar-wajar saja. Sangat manusiawi. Yang tidak wajar adalah jika kita memutuskan untuk tinggal di dalam ketakutan dan kekuatiran kita.

(Baca juga: KITA BUKAN LAGI BUDAK, MELAINKAN ANAK)

Kita tahu bahwa masalah datang ke dalam hidup kita tanpa ijin. Namun, Firman Tuhan mengatakan bahwa segala perkara dapat kita tanggung di dalam Yesus yang memberikan kita kekuatan (Filipi 4:13).

Setiap kali masalah datang, sangat wajar jika kita takut atau kuatir, tapi jangan ucapkan ketakutan atau kekuatiran kita, karena Firman Tuhan mengatakan, “Menurut ucapanmu, engkau dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.” Saya artikan, melalui apa yang kita ucapkan kita dapat meng-iya-kan ketakutan dan kekuatiran kita, atau sebaliknya, kita dapat meng-iya-kan janji dan pengharapan yang Tuhan berikan. Pengesahannya terjadi melalui apa yang kita ucapkan.

Misalnya uang saya hanya tinggal 100 ribu, sangat wajar jika saya takut dan kuatir ketika ingin memberikan 20 ribu untuk persembahan. Namun saya dapat memilih untuk tinggal dalam ketakutan dan kekuatiran saya dengan mengucapkan, “Kalau saya berikan uang ini, besok saya makan apa dan bagaimana mungkin cukup sampai minggu depan,” atau saya dapat mengucapkan, “Sekalipun saya berikan uang ini, saya percaya Tuhan yang memelihara saya. Saya tidak perlu takut, saya percaya kepada janji setia-Nya. Dia adalah Gembala Agung dan saya adalah domba-Nya, Dia pasti menjaga saya dengan sangat baik.”

(Baca juga: YANG MENJAGA HIDUP KITA ADALAH TUHAN SEMESTA ALAM)

Ketika kita sedang mengalami rasa takut dan kuatir, biarlah mulut kita mengucapkan pengharapan akan janji Tuhan. Biarlah mulut kita memuji dan menyembah Tuhan. (penulis: @mistermuryadi)