Lukas 22:42 “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”
Tidak ada yang salah untuk berdoa dan meminta sesuatu yang dari Tuhan. Namun, kita perlu belajar untuk tidak menjadikan itu satu-satunya alasan kita berdoa kepada Tuhan.
(Baca juga: BANGUN KEBIASAAN MENGUCAP SYUKUR)
Sesaat sebelum Yesus menjalani penderitaan menuju Golgota, Yesus mengajarkan cara berdoa, yang menurut saya pribadi adalah cara berdoa dalam tingkatan yang tertinggi, yaitu meminta agar hanya kehendak Bapa yang jadi, bukan kehendak-Nya.
Kapan terakhir kali kita berdoa seperti itu? Kita berdoa agar bukan kehendak kita yang jadi, melainkan kehendak Bapa Sorgawi.
Doa di atas adalah doa di mana kita duduk diam mendengarkan suara Tuhan atas hidup kita. Momen berdoa di mana kita mengesampingkan segala harapan dan keinginan kita, dan menyelaraskannya dengan rencana Tuhan melalui hidup kita.
(Baca juga: SEKALIPUN KITA JATUH, JANJI TUHAN TETAP TERSEDIA BAGI KITA)
Saya mengajak kita hari ini untuk menaikkan doa di atas. Agar kehedak Dia yang jadi atas hidup kita. Agar Tuhan dapat menggenapi rencana-Nya atas dunia ini melalui hidup kita. (penulis: @mistermuryadi)
Belajar dari teladan Yesus yang berdoa menyerahkan kehendakNYA kepada Bapa. Apa yang kita kehendaki seharusnya adalah apa yang Bapa di sorga kehendaki. Terima kasih Koh Zal.