Galatia 2:1 Kemudian setelah lewat empat belas tahun, aku pergi pula ke Yerusalem dengan Barnabas dan Tituspun kubawa juga.
Melayani Tuhan selama 14 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Jika Anda perhatikan kisah Rasul Paulus, sekalipun telah berpuluh-puluh tahun melayani Tuhan, melewati berbagai macam rintangan dan tantangan, dia tetap konsisten memberitakan Injil Kasih Karunia.
(Baca juga: BIARKAN TUHAN MENGHUJANI KEMBALI TANAH-TANAH YANG KERING)
Mungkin Anda bertanya-tanya, apakah Rasul Paulus mengalami jenuh, rasa ingin menyerah, atau ingin meninggalkan Yesus? Saya rasa seperti kebanyakan orang, Rasul Paulus pernah mengalaminya, tetapi di tengah situasi seperti itu, dia membuat keputusan, “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.”
Melalui perjalanan hidup Paulus, saya belajar pentingnya konsistensi dalam mengikut Tuhan. Pasti ada masalah atau tantangan yang perlu kita hadapi, tetapi bukankah Tuhan selalu ada bersama dengan kita? Bukankah di dalam Dia kita sanggup melakukan perkara besar? Bukankah Dia telah berjanji untuk tidak pernah meninggalkan kita?
(Baca juga: BERUNTUNGNYA MENJADI KEPUNYAAN TUHAN)
Setiap kali kita maju mundur atau on and off ikut Tuhan, kita sedang melatih diri kita untuk tidak setia. Justru kita mesti melatih diri kita setia ikut Tuhan. Itu artinya setiap kali masalah datang, putuskanlah untuk berdiri teguh dan mengikuti jalan-jalan Tuhan. Jangan menyerah, karena menyerah bukan pilihan bagi kita. (penulis: @mistermuryadi)
Kita musti belajar selalu setia dan percaya dalam Firman Tuhan sehingga perkataan dan perbuatan kita semakin mirip denganNYA. Terima kasih Koh Zal.