1 Korintus 13:11 Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
Saya ingin membahas kalimat terakhir dari ayat ini, yaitu “Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.” Mari kita garis bawahi kata “meninggalkan”.
(Baca juga: BERSAMA TUHAN KITA DAPAT MEMBELAH LAUT)
Perhatikan. Dewasa di atas tidak ada hubungannya dengan roh yang ada di dalam kita. Banyak orang mengira, setelah lahir baru, roh yang tinggal di dalam kita masih roh anak-anak yang perlu dikasih Firman Tuhan supaya menjadi roh yang dewasa.
Kebenarannya, saat kita lahir baru, roh kita sudah sempurna. Roma 8:11 mengatakan bahwa roh yang tinggal di dalam kita adalah roh yang sama dengan yang membangkitkan Yesus dari antara orang mati.
Jadi, tujuan mempelajari Firman Tuhan bukan untuk mendewasakan roh kita, melainkan mendewasakan untuk pemikiran kita, mendewasakan cara kita membuat keputusan, berkata-kata, dan bertingkah laku.
Setiap kita tahu bahwa meninggalkan sifat kanak-kanak dan beranjak menjadi dewasa adalah sebuah pilihan. Kita tidak bisa menjadi keduanya dalam satu waktu bersamaan. Di satu titik, kita perlu memilih mau menjadi dewasa atau mau tetap menjadi kanak-kanak.
(Baca juga: BAGAIMANA CARA MENGUKUR SEBUAH KESUKSESAN MENURUT ALKITAB?)
Singkatnya, menjadi dewasa di dalam Kristus berarti kita dapat membuat keputusan berdasarkan kebenaran Firman Tuhan. (penulis: @mistermuryadi)
Menjadikan Firman Kristus sebagai dasar dari perbuatan dan perkataan kita. Apa yang kita perbuat memberkati dan meneguhkan orang lain. Terima kasih Koh Zal.