Lukas 19:4-6 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.
Apakah Anda menemukan kejanggalan di dalam cerita di atas? Tidak pernah diceritakan sebelumnya bahwa Yesus mengenal Zakheus. Jadi, kita dapat menyimpulkan bahwa itu adalah pertemuan mereka yang pertama kali.
(Baca juga: KASIH ITU BUKAN HANYA TENTANG “AKU”, TETAPI JUGA “KAMU DAN KITA”)
Jika kita baru bertemu dengan seseorang, lalu orang itu ingin menginap di rumah kita, kira-kira apakah kita akan mengijinkannya? Mungkin saja, jika orang itu memiliki reputasi yang tidak diragukan lagi.
Yang ingin menumpang di rumah Zakheus bukan hanya sekadar orang biasa, melainkan seseorang yang memiliki reputasi menyembuhkan, memberkati, memiliki kuasa, dan penuh kasih. Ini dahsyatnya, Zakheus menyadari dan mempercayai hal itu. Saya yakin karena alasan itulah Zakheus mengijinkan Yesus menumpang ke rumahnya, karena Zakheus tahu siapa Yesus dan mempercayai-Nya.
Saat ini Yesus yang sama ingin “menumpang” di dalam rumah kita. Dia mengatakan hal yang sama seperti yang Dia katakan kepada Zakheus, “Aku harus tinggal di dalam hatimu.”
(Baca juga: APAKAH KITA SEDANG MEMPERTANYAKAN TUHAN HARI INI?)
Masalahnya, apakah kita memiliki pemikiran dan respons yang sama seperti Zakheus? Zakheus menerima Yesus dengan sukacita ke dalam rumahnya. Zakheus membuka hatinya untuk mendengarkan Sang Juruselamat berbicara. Zakherus memberikan dirinya untuk dipulihkan, diberkati, dan disembuhkan. Bagaimana dengan kita? (penulis: @mistermuryadi)
Izinkan Tuhan tinggal di hidup kita. Ia menolong dan mengarahkan kita kepada kebenaran. Dalam Tuhan kita aman dan tenang. Terima kasih Koh Zal.