Kisah Para Rasul 22:10 Maka kataku: Tuhan, apakah yang harus kuperbuat? Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu.
Berdasarkan pengalaman konseling yang saya pernah lakukan, tidak sedikit orang yang kekeuh menyelesaikan masalah dan pergumulan mereka dengan cara dan pemikiran sendiri. Bagi beberapa orang, konseling hanyalah media untuk mencari opini kedua. Artinya, mereka sudah memiliki jawaban sendiri sebelumnya.
(Baca juga: TUHAN SEDANG MENGGENDONG ANDA MELEWATI MASA PANDEMI INI)
Namun, semua orang berhak membuat keputusan sendiri dan tentunya, menanggung akibatnya sendiri. Firman Tuhan mengingatkan kita dalam Yesaya 55:8-9, “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” Ya, jalan-jalan kita bukanlah yang solusi terbaik dari masalah dan pergumulan kita.
Suatu hari Saulus, yang dikenal dengan nama Paulus, bertemu Yesus di Damsyik. Selama ini Saulus mengira jalan hidupnya, yaitu menganiaya para pengikut Kristus (Kisah Para Rasul 22:4), adalah jalan yang benar. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Yesus dan mengakui kekeliruannya. Saulus dengan rendah hati bertanya, “Tuhan, apa yang harus kuperbuat?” Jawaban Tuhan atas pertanyaan ini menjadi titik tolak Saulus mengubah arah hidupnya. Saulus meninggalkan keangkuhannya di Damsyik dan menyongsong masa depan yang Tuhan rencanakan bagi hidupnya.
(Baca juga: KITA TIDAK AKAN PERNAH MENEMUKANNYA JIKA KITA TIDAK MENCARINYA)
Bagaimana dengan Anda? Masihkah Anda ingin mencoba hidup dengan cara dan pemikiran Anda sendiri? Tidak masalah jika itu yang Anda kehendaki. Namun, jika Anda sudah lelah dengan cara Anda, mungkin ini saatnya mencoba cara Tuhan. (penulis: @mistermuryadi)
Pakai caranya Yesus. Kekuatan kita terbatas, cara kita tidak selalu berhasil. Kepastian adanya di dalam Firman Kristus. Terima kasih Koh Zal.