Lukas 6:27 Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu.
Pusat dari seluruh galaksi adalah Tuhan, bukan kita. Tuhan belum tentu menyukai yang kita sukai dan Dia belum tentu membenci yang kita benci. Kitalah yang seharusnya menyukai yang Tuhan suka dan membenci yang Tuhan benci.
(Baca juga: TUHAN INGIN TUNTUN KITA, TETAPI TIDAK ADA GUNANYA JIKA KITA TIDAK TAAT)
Misalnya saja rasisme. Tuhan sangat membenci rasisme, karena di mata Tuhan semua manusia adalah milik-Nya dan biji mata-Nya. Jadi, kalau kita membenci suku atau warna kulit tertentu, kemudian kita juga mengira bahwa Tuhan membenci suku dan warna kulit itu, kita sangat keliru. Dia mengasihi semua manusia.
Terus terang saya pribadi sangat menyadari bahwa Tuhan sangat mengasihi anak-anak-Nya. Dia bahkan merelakan Diri-Nya untuk disiksa dan disalibkan menggantikan kita. Namun, jika kita salah mengartikan kasih dan kebaikan Tuhan, kita dapat merasa eksklusif. Yang saya maksud adalah kita akan merasa Tuhan pasti selalu setuju dengan kita. Seperti yang saya tuliskan di atas, kita merasa Tuhan akan menyukai yang kita sukai dan membenci yang kita benci. Padahal, apa yang kita sukai dan benci belum tentu seturut dengan kehendak Tuhan.
Seperti judul saya di atas, Tuhan bukan hanya mengasihi kita, tetapi juga musuh-musuh kita. Itu sebabnya Dia ingin kita mendoakan dan berbuat bagi kepada mereka.
Sungguh keliru ketika kita mengira Tuhan akan menghukum atau mencelakakan orang-orang yang kita benci atau tidak sukai. Matius 5:45 (Anda perlu membacanya) menegaskan bahwa Tuhan mengasihi orang yang baik, juga yang jahat.
Beberapa kisah di Alkitab pun menunjukkan hal itu. Ada satu kisah di Lukas 9:51-56 di mana para murid dan Yesus pergi ke sebuah desa orang Samaria untuk mempersiapkan kebutuhan perjalanan ke Yerusalem, tetapi orang-orang Samaria itu menolak Yesus. Para murid dengan spontan ingin menurunkan api dari langit untuk memusnahkan orang-orang Samaria itu, tetapi Yesus menegur mereka.
Kisah lainnya adalah ketika Tuhan memerintahkan Yunus untuk membawa pertobatan ke kota Niniwe. Salah satu alasan Yunus lari dari panggilan Tuhan karena Yunus tahu benar bahwa orang-orang Niniwe adalah orang-orang yang bertanggung jawab atas kematian nenek moyang Yunus. Yunus membenci Niniwe, tetapi Tuhan mengasihi Niniwe.
Tuhan mengasihi orang-orang yang jahat bukan karena Dia setuju dengan perbuatan mereka, tetapi supaya mereka dapat berbalik dari jalan-jalan yang salah. Sama seperti hidup kita dulu sebelum mengenal Kristus. Bukankah kita orang-orang yang jahat yang dikasihi dan diterima oleh Tuhan?
(Baca juga: MENGENAL TUHAN SECARA PRIBADI, BUKAN DARI APA KATA ORANG)
Saya percaya, bagi kita yang ada di dalam Kristus, kita sudah mengalami betapa panjang, dalam, lebar, dan tinggi kasih-Nya. Kini, Tuhan ingin kita pun mengasihi, sama seperti Dia mengasihi. Mengampuni, seperti Dia mengampuni. (penulis: @mistermuryadi)
Mengenal dan mendengarkan FirmanNYA. Di dalam Tuhan ada kasih yang besar. Tidak ada yang mengajarkan untuk membalas kejahatan dengan kasih selain dari Yesus. Terima kasih Koh Zal.