Amsal 17:22 Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.
Berdasarkan pengamatan pribadi, obat awet muda paling manjur di dunia adalah hati yang penuh sukacita. Tidak hanya awet muda saja, hati yang sukacita membuat tubuh lebih sehat dan usia lebih panjang. Pernyataan tersebut tidak hanya ditulis Alkitab ribuan tahun lalu, Dr. Shigeo Haruyama dalam bukunya berjudul The Miracle of Endorphin pun membuktikan demikian.
(Baca juga: YESUS MEMILIH UNTUK TETAP TENANG DI TENGAH MASALAH)
Stres, depresi, gelisah, kecewa, kepahitan, ketakutan, atau kuatir adalah emosi-emosi negatif yang muncul ketika kita merasa dan berpikir bahwa masalah yang kita hadapi lebih besar dari kekuatan kita.
Jika kita tahu bahwa Tuhan senantiasa bersama kita dan janji-Nya kekal untuk kita, maka hati dan pikiran kita tidak akan pernah ada dalam kondisi stres, depresi, takut, atau kuatir. Hati dan pikiran kita akan senantiasa bersukacita menghadapi apa pun. Ketika dokter mengatakan kita sakit, kita dapat berkata, “Wah, ini akan menjadi kesaksian yang hebat.” Ketika perusahaan tempat kita bekerja gulung tikar, kita dapat berkata, “Tuhan pasti sedang mempersiapkan pekerjaan yang jauh lebih baik untuk saya.”
Itu yang terjadi pada Yusuf ketika dia dibuang oleh kakak-kakaknya, lalu dijual sebagai budak, dan dipenjara. Yusuf tetap bersukacita menghadapi semua itu karena dia tahu bahwa Tuhan senantiasa menyertainya (Kejadian 39:2-4). Yusuf tidak stres atau depresi. Yusuf bersukacita. Begitu juga Paulus. Sementara para tahanan lain bersungut-sungut dan menangisi diri, Paulus malah bernyanyi memuji menyembah Tuhan (Kisah Para Rasul 16:24-25).
(Baca juga: KEPADA SIAPA TUHAN MENGATAKAN “AKU BERKENAN”)
Hati yang sukacita memampukan kita melihat hal yang baik di tengah banyaknya keburukan yang terjadi. Hati yang sukacita membuat kita optimis menghadapi kehidupan ini. Sukacita semacam itu tidak dapat dibuat-buat. Sukacita itu hanya datang ketika kita benar-benar mengenal Pribadi Tuhan yang baik dan berpegang kepada janji setia-Nya yang tidak pernah gagal. (penulis: @mistermuryadi)
Isi hati kita dengan Firman Tuhan. Ketika kita sedang sakit hati, ingat lagi kebaikan Tuhan. Kita selalu punya alasan untuk bersuka cita di saat kita mengingat perbuatan Tuhan. Terima kasih Koh Zal.