Matius 16:15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Dua ribu tahun lalu, Yesus dijatuhi hukuman mati oleh tentara Roma. Dia disalibkan sekalipun tidak ditemukan kesalahan. Akibatnya, orang-orang terdekatnya kesulitan untuk melihat identitas Tuhan di dalam diri Yesus. Mereka tahu bahwa Tuhan menjanjikan seorang Juruselamat yang akan membebaskan mereka dari penganiayaan, tetapi mereka mengira bahwa juruselamat itu akan datang dengan kekuatan militer dan berasal dari keluarga terpandang.
(Baca juga: JUMAT AGUNG: KABAR BAIK TENTANG TUHAN YANG BAIK)
Di dalam pemikiran para pemimpin Yahudi, Yesus terlihat seperti orang pada umumnya. Tidak ada yang spesial dari diri-Nya. Bahkan, beberapa orang mengira Yesus adalah anak haram dari Maria bersama pria lain. Menurut hukum Yahudi, wanita yang memiliki anak di luar nikah harus dirajam batu sampai mati. Jelas bahwa Yesus bukanlah raja yang dinantikan oleh orang Yahudi.
Di dalam kitab Yohanes, beberapa Yesus menyatakan bahwa diri-Nya adalah Tuhan, sehingga para pemimpin Yahudi ingin membunuh-Nya. Karena hukum Yahudi melarang untuk menghukum mati orang yang tidak bersalah, mereka memanfaatkan orang-orang Romawi untuk mengeksekusi Yesus.
Bagaimana dengan Anda? Siapakah Yesus menurut Anda?
Apakah Dia Juruselamat yang Anda butuhkan di dalam hidup Anda? Apakah Dia Tuhan yang kepada-Nya Anda ingin berikan kendali hidup Anda? Atau, sama seperti para pemimpin Yahudi dan tentara Romawi yang hanya menjadikan Yesus bahan olok-olok.
Jika benar Yesus adalah Juruselamat yang Anda nantikan, harapkan, dan butuhkan, apakah Anda mau tinggal di dalam-Nya, di dalam kebenaran-Nya?
(Baca juga: MESTINYA SETAN-SETAN ITU YANG MERINDING, BUKAN KITA)
Biarkan minggu Paskah ini kita mengingat kembali bahwa kita memerlukan-Nya senantiasa. Bahwa, hanya kepada-Nyalah kita serahkan hidup dan masa depan kita. (penulis: @mistermuryadi)
Yesus adalah Juruselamat kita. PerbuatanNYA menyatakan seberapa besar KasihNYA kepada kita. Dalam penebusanNYA kita memiliki lagi identitas sebagai anak Allah. Terima kasih Koh Zal.