SAAT KITA KUATIR AKAN MASA DEPAN KITA

Mazmur 62:1-2 Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. 

Banyak di antara kita yang mungkin sedang kuatir akan masa depan, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan nanti. Faktanya, kita tidak dapat mengendalikan masa depan kita. Yesus berbicara secara langsung mengenai isu itu dalam Matius 6:27 dan 34, “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”

(Baca juga: BAWA CITA-CITA, MIMPI, DAN HARAPAN KITA KEPADA YESUS)

Tuhan ingin percaya kepada-Nya daripada menguatirkan masa depan kita yang tidak kita ketahui. Percaya kepada-Nya merupakan sebuah proses panjang dalam hidup kita. Seperti sebuah siklus yang perlu kita ulangi setiap menit, jam, dan hari, yang hasilnya akan menuntun kita kepada pertumbuhan iman.

Saat kita takut, kuatir, dan kehilangan harapan, Tuhan ingin kita bersandar kepada Firman-Nya, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”

(Baca juga: TUHAN DAPAT MELIHAT YANG TIDAK DAPAT KITA LIHAT)

Penganiayaan di atas dapat kita terjemahkan sebagai masalah yang tidak kunjung selesai yang sedang menghimpit dan menyesakkan kita. Masalah yang membuat kita takut. Kita perlu mengatasi ketakutan itu dengan cara bergantung kepada Tuhan dan tetap menaruh pengharapan kita pada janji-Nya. Kita perlu memecayakan kekuatiran kita kepada-Nya dengan cara memberikan ruang bagi Firman-Nya untuk bekerja dalam hidup kita. (penulis: @mistermuryadi)

2 comments

  1. Kekuatiran kita tidak membuat masa depan kit menjadi lebih baik. Malah membuat kita menjadi overthinking dan hidup dalam ketakutan. Buang kekhawatiran negatif kita, hidup dalam Firman Tuhan. Terima kasih Koh Zal.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.