Amsal 23:31-33 Jangan melihat kepada anggur, kalau merah menarik warnanya, dan mengilau dalam cawan, yang mengalir masuk dengan nikmat, tetapi kemudian memagut seperti ular, dan menyemburkan bisa seperti beludak. Lalu matamu akan melihat hal-hal yang aneh, dan hatimu mengucapkan kata-kata yang kacau.
Suatu hari, ketika sedang mengendarai vespanya, kakek dan nenek saya terlibat sebuah pembicaraan yang menyebabkan kakek saya marah besar. Dalam perjalanan pulang, mereka berhenti di pintu rel kereta menanti kereta melintas tanpa mengucapkan sepatah kata pun satu sama lain. Ketika sampai di rumah, saat turun dari motor, kakek saya baru sadar kalau nenek saya sudah tidak ada di kursi belakang. Nenek saya tertinggal!
(Baca juga: MENGHARGAI HIDUP YANG TUHAN ANUGERAHKAN)
Ternyata, saat rel kereta api tertutup, nenek saya turun dari motor untuk memungut barangnya yang terjatuh. Entah bagaimana, kakek saya tidak menyadari hal itu, mungkin karena hatinya sedang panas, sehingga saat rel kereta terbuka lagi, kakek saya segera memacu motornya, dan nenek saya tertinggal.
Amarah membuat kakek saya lupa bahwa dia sedang bersama-sama nenek saya. Atau dengan kata lain, amarah menjadi lebih menarik bagi kakek saya pada saat itu, sehingga dia “terpesona”, dan melupakan keberadaan nenek saya, bahkan meninggalkannya.
Hal yang sama seringkali terjadi di dalam kehidupan pribadi kita. Kadang, masalah, tekanan, sakit penyakit, kemiskinan, kesulitan, dan tantangan, membuat kita “terpesona” sehingga kita melupakan janji Tuhan yang YA dan AMIN bagi hidup kita.
Bukan tanpa alasan Alkitab menggambarkan masalah atau tantangan sebagai sesuatu yang besar, seperti badai, topan, gunung, raksasa, dewa mamon, singa yang mengaum, dan lain sebagainya. Jika kita tidak memandang hal-hal itu dengan benar, hati dan pikiran kita dapat “terpesona” terhadap yang besar itu dan beralih dari janji Tuhan.
Alkitab menggambarkan masalah sebagai sesuatu yang besar supaya setiap orang percaya menyadari bahwa mereka diciptakan Tuhan untuk menaklukkan perkara-perkara besar. Bahwa yang menyertai mereka jauh lebih besar dari badai, topan, gunung, para dewa, atau raksasa.
Saat Daniel dilempar ke kandang singa, Daniel tidak “terpesona” dengan situasi itu. Bagi Daniel, janji Tuhan jauh lebih menarik auman singa. Saat Musa dihadang Laut Merah, Musa tidak “terpesona” dengan laut itu dan meratapi keadaannya. Bagi Musa, Tuhan yang bersamanya jauh lebih besar dari Laut Merah.
(Baca juga: KESALAHAN FATAL SAUL DAN SELURUH TENTARA ISRAEL)
Pandanglah Tuhan, andalkan Dia dalam segala hal yang kita hadapi, karena Dia tidak pernah gagal. Jika Tuhan sanggup membawa dua juta Bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir, Dia pasti sanggup membawa kita keluar dari segala permasalahan kita. Berpeganglah pada janji-Nya dan hidupilah kebenaran-Nya, karena tidak ada yang lebih memesona daripada Dia yang turun dari Sorga, memberikan nyawa ganti kita, dan mengasihi kita tanpa syarat. (penulis: @mistermuryadi)
Fokus kepada Tuhan dan apa yang FirmanNYA katakan. Ketika kita pusing dengan masalah seringkali kita melupakan Tuhan yang selalu ada bersama kita. Terima kasih Koh Zal.