Mazmur 37:8 Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.
Sungguh rugi jika hati kita sedih dan pikiran kita terganggu hanya karena ada orang yang mengatai, memfitnah, atau menjelek-jelekan kita. Sungguh rugi jika kita jadi mengalami dan merasakan hal-hal yang buruk hanya karena ada orang yang mengatakan kita kurang ini dan itu.
(Baca juga: MEMBANGGAKAN TUHAN DI DALAM HIDUP KITA)
Setiap kali kita mendengar komentar negatif mengenai diri kita, jika hal itu benar, yang perlu kita lakukan adalah mengakui, minta maaf, dan berubah. Namun, jika hal itu tidak benar, kita tidak perlu marah, sedih, menyerang balik orang itu, atau bereaksi negatif lainnya. Tetap tenang dan jadikan komentar itu sebagai pengingat supaya kita tidak seperti itu.
Banyak orang lantas sibuk membela diri, menjelek-jelekan orang lain, dan mengumbar kelebihan dirinya demi membantah perkataan negatif orang lain. Sungguh reaksi yang emosional dan keliru.
Yesus tidak pernah membela Diri-Nya sekalipun Dia memiliki banyak sekali kesempatan untuk membela diri. Firman Tuhan menceritakan Dia seperti domba yang kelu (Kisah Para Rasul 8:32). Sekalipun dicaci, diludahi, disiksa, dipukul, dan dihina karena melakukan hal yang sama sekali tidak Dia lakukan, Yesus tetap tenang, tidak membela diri, dan tetap merespons dengan kasih. Bagi Yesus, marah, kecewa, sakit hati, atau menyerang balik bukanlah respons yang tepat.
(Baca juga: MEMILIKI KEBERANIAN, INTEGRITAS, DAN KETEGUHAN IMAN SEPERTI DANIEL)
Teman, kita perlu belajar mengendalikan respons kita dalam hal ini, supaya kita dapat tetap tenang dan tetap merespons dengan kasih setiap kali ada orang yang memberikan komentar negatif mengenai hidup kita. Lagipula, kitalah yang paling diuntungkan ketika tetap tenang dan tetap merespons dengan kasih. (penulis: @mistermuryadi)
Kita perlu belajar tenang seperti Yesus menghadapi musuhNYA saat di bumi. Amarah dan kesal tidak merubah kondisi melainkan di saat kita tenang, orang lain akan melihat siapa Tuhan yang bersama kita. Terima kasih Koh Zal.