Keluaran 14:21 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.
Hanya pada saat kita menyadari bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Bapa yang baik, kita dapat tinggal tenang di dalam Dia. Itu yang membuat sekalipun ada Laut Merah yang membentang, kita tidak ketakutan, karena kita tahu yang bersama-sama dengan kita adalah Bapa yang baik yang tidak pernah merancangkan yang buruk bagi anak-anak-Nya.
(Baca juga: MENANG ATAS KRISIS: LIHATLAH KESELAMATAN DARI TUHAN (bagian 03))
Ini adalah bagian terakhir dari renungan kita yang bertema MENANG ATAS KRISIS. Jika ini pertama kalinya Anda membaca hagahtoday.com, saya menyarankan Anda membaca dari bagian pertama.
Seperti yang kita ketahui, setelah Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, laut itu terbelah. Saya percaya kita semua tahu bahwa yang membelah laut bukan Musa, melainkan Tuhan. Kita dapat melihat bahwa dalam masalah Musa, Tuhan yang mengambil bagian terberatnya. Menurut Anda mana yang lebih mudah bagi Musa, mengulurkan tangan atau membelah lautan?
Ayat di atas jelas mengatakan Musa hanya mengulurkan tangan, tanda Dia percaya kepada Tuhan, sementara Tuhan membelah lautan.
Perlu kita sadari, kita tidak sendirian di saat krisis datang, Tuhan senantiasa ada bersama-sama kita. Dan, berita sukacitanya adalah Dia menanggung bagian terberat untuk kita. Firman Tuhan mengatakan Dia yang berperang bagi kita dan kita hanya akan diam saja (Keluaran 14:14). Filipi 4:13 mengatakan, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Saya percaya tidak ada satu pun masalah yang terlalu besar jika kita melewatinya bersama-sama TUHAN.
Mari kita lanjutkan kisah di atas sedikit lagi.
Keluaran 14:22 berkata, “Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka.” Garis bawahi kata “di tempat kering.” Saat ini saya sedang membayangkan sebuah karpet merah panjang, seperti yang terdapat di ajang Oscar, yang khusus disiapkan Tuhan bagi Bangsa Israel saat mereka melintasi Laut Merah. Saya yakin itu bukan jalan keluar ala kadarnya, tetapi jalan keluar terbaik yang Tuhan persiapkan bagi anak-anak-Nya.
Untuk menggelitik imajinasi kita semua, saya paparkan sedikit informasi mengenai Laut Merah. Laut Merah, atau juga disebut Laut Teberau, memisahkan benua Asia dan Afrika. Panjang laut ini 1900 km dengan jarak terlebar sejauh 300 km, dan dan titik terdalam 2500 m. Wow! Tentu saja ini bukan jarak yang dapat ditempuh dalam waktu satu hari dengan berjalan kaki. Saya membayangkan perjalanan mereka melintasi Laut Merah penuh sorak sorai, tari-tarian, nyanyian, dan sesekali mereka berhenti memandang kagum aquarium raksasa berisi ikan-ikan besar di kanan kiri mereka, dan sama sekali tidak ada genangan air di bawah kaki mereka. Oh, sungguh menakjubkan!
Jika kita menyadari Bapa di Sorga yang baik itu selalu bersama kita, krisis atau masalah sebesar apa pun bukanlah sesuatu yang harus kita lalui dengan stres, depresi, ketakutan, dan penuh kekuatiran. Sebaliknya, kita dapat melewatinya dengan tenang, damai, dan penuh sukacita.
(Baca juga: MASALAH DAPAT BERUBAH-UBAH, TETAPI TUHAN TIDAK PERNAH BERUBAH)
Ijinkan saya mengutip ayat ini sekali lagi, “Janganlah takut, berdirilah tetap, dan lihatlah keselamatan dari Tuhan, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu ..” Haleluya! (penulis: @mistermuryadi)
Ketika kita hidup mendapat masalah, Tuhan bisa menjadikan masalah tersebut sebagai solusi hidup kita. Dia memberikan kita kekuatan dan kuasa untuk kita melewati masalah dan krisis yang terjadi. Terima kasih Koh Zal.