Rut 1:16 - Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau… bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku."
Setiap hari kita selalu diperhadapkan dengan keputusan, tidak terkecuali Rut. Pada satu titik, Rut mesti berhadapan dengan keputusan-keputusan yang sulit di dalam hidupnya yang akan menentukan masa depannya kelak. Puji Tuhan, Rut memilih keputusan-keputusan yang tepat sehingga kita dapat membaca kisahnya yang sangat menginspirasi hari ini.
(Baca juga: CIRI-CIRI KITA BertUMBUH DI DALAM KRISTUS)
Setidaknya ada tiga keputusan penting yang Rut ambil ketika dia berada di persimpangan jalan hidupnya:
- Rut memilih untuk tidak menyerah (Rut 1:18).
Rut sadar bahwa Naomi, mertuanya, sudah tidak mempunyai apa-apa lagi, dan Rut telah ditinggalkan suaminya. Namun, Rut memiliki sikap hati bahwa itu bukanlah akhir dari segalanya. Dia tahu bahwa akan muncul secercah sinar di tengah kegelapan. Dia memutuskan untuk terus melangkah maju. - Rut tidak ragu-ragu untuk meninggalkan identitas lamanya (Rut 1:16).
Rut memutuskan untuk meninggalkan identitas lamanya sebagai orang Moab (penyembah berhala) dan memilih menjadi penyembah Yahweh, yaitu menyembah Allah yang hidup. Kita pun seringkali diperhadapan situasi seperti itu: kembali ke kehidupan yang lama atau terus melangkah dengan identitas yang baru apa pun yang terjadi. Rut memilih meninggalkan yang lama dan melangkah sebagai “ciptaan baru”. - Rut setia sampai akhir (Rut 1:17).
Rut memilih untuk setia dalam imannya kepada Allah Israel. Secara mata jasmani, kita tahu Rut sudah tidak memiliki harapan dan masa depan. Namun, matanya tertuju kepada Yahweh, bukan kepada situasi. Rut memilih untuk menengadah ke atas ketika melihat “laut merah membentang”. Sebuah keputusan yang tepat.
(Baca juga: APAKAH ANDA AKAN TETAP MEMBANGUN BAHTERA ITU?)
Keputusan-keputusan Rut itu pada akhirnya menuntunnya untuk melihat perkara besar terjadi di dalam hidupnya. Harapan dan masa depan yang sebelumnya hilang, kembali terbit dan bersinar. Kegelapan yang sebelumnya menghantui, digantikan dengan sukacita dan tari-tarian yang tidak pernah terbayangkan. Marilah kita belajar dari Rut, yaitu mempertimbangkan dengan seksama setiap keputusan yang akan kita ambil.
Kita bisa belajar dari Rut tentang iman kepada Tuhan. Musibah yang terjadi bukan salah Tuhan dan akhir dari segalanya. Ia bisa memberikan berkat dan merubahkan hidup kita. Terima kasih Koh Zal.