Mazmur 119:30 Aku telah memilih jalan kebenaran, telah menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.
Saya percaya seburuk apa pun situasi hidup kita, selalu ada pilihan. Pilihan untuk menang atau kalah, pilihan untuk maju atau mundur, pilihan untuk lari atau lawan. Pilihan untuk percaya kepada janji Tuhan atau takut.
(Baca juga: MEMBUAT KITA KETAKUTAN ADALAH SENJATA PAMUNGKAS SI JAHAT)
Takut dan kuatir adalah dua respons terfavorit saat kita mengalami masalah, tekanan, atau pergumulan. Padahal, kita tidak harus memilih kedua respons itu.
Dalam banyak kasus, ketika anak kita belum pulang ke rumah tengah malam, kita memilih untuk takut dan kuatir. Ketika uang di tabungan habis, kita memilih takut dan kuatir. Ketika pekerjaan atau bisnis kita bermasalah, kita memilih takut dan kuatir. Ketika dokter mengatakan sakit kita tidak ada obatnya, kita memilih takut dan kuatir. Padahal pilihan di dalam hidup kita tidak hanya takut dan kuatir.
Hari ini saya ingin menyakinkan kita semua bahwa kita dapat memilih respons yang lain. Anda dapat memilih damai, sukacita, percaya, dan berpengharapan. Saya berikan beberapa contoh.
Ketika berhadapan dengan Goliat dan tentara Filistin, Saul dan seluruh tentara Israel memilih takut dan kuatir, tetapi Daud tidak. Ketika mengintai Tanah Kanaan, sepuluh pengintai memilih takut dan kuatir, tetapi Yosua dan Kaleb tidak. Ketika dihadang Laut Merah, dua juta Bangsa Israel memilih takut dan kuatir, tetapi Musa tidak. Ketika diperhadapkan dengan salib, semua murid lari ketakutan, tetapi Yesus dan Yohanes tidak.
(Baca juga: TUHAN TIDAK MENINGGALKAN KITA KETIKA KITA BERBUAT SALAH)
Lihat, kita dapat memilih respons lain. Ya, takut dan kuatir adalah pilihan kita sendiri. Jadi, kalau ketakutan dan kekuatiran itu berbuahkan stres, depresi, atau bahkan sakit penyakit, itu sama sekali bukan karena Tuhan yang merancangkannya untuk kita, melainkan kita sendiri yang salah memilih respons. (penulis: @mistermuryadi)
Buat keputusan untuk beriman di dalamNYA. Jangan biarkan hidup kita larut dalam masalah dan ketakutan. Terima kasih Koh Zal.