Efesus 5:2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
Tuhan adalah kasih. Pernyataan itu menjadikan kasih sebagai tanda pengenal yang tidak dapat ditawar oleh orang percaya. Kasih adalah wujud tertinggi pengenalan kita akan Tuhan. Tidak peduli seberapa banyak ayat yang kita hafal, seberapa sering kita berdoa dan puasa, dan seberapa banyak orang mati yang kita bangkitkan, tanpa kasih, saya tidak yakin kita mengenal Tuhan.
(Baca juga: JALANI HARI KITA DENGAN SUKACITA)
Rasul Yohanes menulis dengan sangat jelas dalam 1 Yohanes 4:7, “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.”
Semestinya kita, anak-anak kesayangan Tuhan, dikenali karena reputasi dan prestasi kita mengasihi orang lain. Firman Tuhan, dalam 1 Yohanes 4:12, mengatakan, “Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.” Kasih adalah satu-satunya cara agar dunia dapat melihat Yesus.
(Baca juga: MENGELUH MEMBUAT LANGKAH KAKI KITA TERSENDAT)
Rasul Paulus, dalam 1 Korintus 13:3, dengan gamblang mendeklarasikan pentingnya kasih, “Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.” (penulis: @mistermuryadi)
Biarlah kasih Tuhan terpancar dari perbuatan kita. Mengingat lagi seberapa besar kasihNYA atas hidup kita. Betapa berharganya hidup kita di mata Tuhan. Terima kasih Koh Zal.