Roma 5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
Tuhan mengasihi kita semata-mata karena kita adalah anak-Nya, bukan karena kita baik atau telah melakukan sesuatu yang luar biasa bagi-Nya. Sama seperti bayi yang belum berjasa atau melakukan kebaikan apapun bagi kedua orangtuanya, tetapi orangtuanya sangat mencintainya. Semata-mata, hanya karena bayi itu adalah anak kesayangan mereka.
(Baca juga: TINGGALKANLAH PANAS HATI ITU)
Dengan kata lain, Tuhan mengasihi kita bukan karena perbuatan kita, tetapi karena status kita sebagai anak-Nya. Banyak orang bertanya kepada saya, “Apakah ini berarti jika kita berbuat jahat Tuhan tetap mengasihi kita?” Jawabannya, ya, Dia akan tetap mengasihi kita sekalipun kita berbuat jahat.
Namun, kita perlu mengerti hal ini. Meskipun Tuhan tetap mengasihi kita, bukan berarti Dia setuju dengan perbuatan jahat kita, melainkan supaya kita berhenti dan meninggalkan perbuatan jahat itu.
Apa yang terjadi pada Yudas Iskariot adalah satu satu contoh nyata apa yang saya maksud dengan pernyataan di atas.
Yesus tahu bahwa Yudas akan mengkhianati-Nya suatu hari nanti. Kalau saya menjadi Yesus, tentu saya tidak akan mengangkat orang yang akan membahayakan hidup saya menjadi salah satu murid. Namun, Yesus memililiki pemikiran yang berbeda. Justru karena Yesus tahu Yudas akan mengkhianati-Nya, Yesus mengangkat Yudas menjadi salah satu murid-Nya. Selama tiga setengah tahun Yesus menunjukkan kasih, mukjizat, kasih, dan kebesaran-Nya kepada Yudas agar Yudas berubah dari seorang pengkhianat menjadi penjala manusia yang luar biasa.
Sama halnya dengan murid-murid Yesus yang lain. Jika kita perhatikan, sebagian besar murid Yesus adalah orang-orang yang terbuang, gagal, dan dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang pada saat itu. Namun, Yesus mengangkat mereka menjadi murid-murid-Nya dan melatih mereka untuk menjadi penjala manusia.
(Baca juga: TIGA KATA INI SEHARUSNYA TIDAK DIUCAPKAN OLEH ORANG PERCAYA)
Yesus mengambil risiko besar untuk mengasihi para murid, terutama Yudas. Sama halnya Dia mengambil risiko untuk mengasihi kita, orang-orang yang berdosa, yang sering memanfaatkan Dia. Yesus tahu bahwa ada kemungkinan besar kita tidak membalas kasih-Nya dan bahkan meninggalkan-Nya. Namun di sisi lain, Yesus melihat ada kemungkinan lain yang tidak kalah besarnya, yaitu kasih-Nya dapat mengubahkan hidup kita, dari seorang penjahat menjadi berkat bagi banyak orang. Haleluya! (penulis: @mistermuryadi)
Kita adalah anak yang dikasihi Tuhan. Ketika kita hidup dan percaya pada FirmanNYA, kita akan melihat mukjizat dan perubahan-perubahan di hidup kita. Dia yang menolong dan mengangkat hidup kita. Terima kasih Koh Zal.