Roma 12 :11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Pindah dari tinggal di negara dua musim ke negara empat musim, tentu membawa banyak perubahan bagi hidup saya. Banyak hal baru yang saya alami yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Salah satunya adalah mengenai kebiasaan makan mi instan.
(Baca juga: SALAH SATU HAL YANG MEMBUAT YESUS BERSEDIH)
Bagi saya, salah satu tanda paling mudah mengenai pergantian musim, terutama musim dingin, adalah melalui mi instan. Menjelang musim dingin, setiap kali saya ingin makan mi instan, bumbu cairnya selalu membeku. Saya perlu merebusnya beberapa detik di air panas supaya dapat saya gunakan.
Musim dingin baru saja berlalu dan sekarang saya berada di musim semi. Bumbu mi instan sudah tidak lagi membeku.
Ada satu pelajaran menarik yang saya temukan melalui peristiwa di atas.
Sama seperti pengalaman petama saya dengan mi instan menjelang musim dingin, seringkali, kita tidak menyadari bahwa “pergantian musim” dapat menyebabkan suatu perubahan di dalam hidup kita.
Pergantian musim yang saya maksud adalah ketika kita memutuskan untuk menjauh dari Tuhan yang disebabkan oleh satu dan lain hal. Ketika kita memutuskan tidak lagi mau mengasihi. Ketika kita memutuskan tidak lagi memihak kepada kebenaran. Ketika kita melupakan segala jalan Tuhan dan memilih jalan kita sendiri.
Kita mengira bahwa segala sesuatunya berjalan baik-baik saja, seperti yang kita harapkan. Kita dapat saja berpikir bahwa diri kita baik-baik saja dan kita dapat meyakinkan orang lain bahwa kita baik-baik saja, tetapi pernahkah kita memperhatikan tanda-tanda yang ada di hidup kita?
Seperti bumbu mi instan di atas, apakah ada sesuatu yang “membeku” di dalam hidup kita? Entah itu kemurahan hati, kasih, atau keinginan untuk mendahulukan kepentingan orang lain. Jika ada, segera putar haluan hidup kita. Kembalilah mendekat kepada-Nya. Rangkullah kembali kebenaran.
(Baca juga: BAWA CITA-CITA, MIMPI, DAN HARAPAN KITA KEPADA YESUS)
Saya percaya, ada sesuatu yang besar yang Tuhan rencanakan bagi hidup kita. Lebih besar dari sekadar hanya hidup untuk diri kita sendiri. (penulis: @mistermuryadi)
Cerita kepada Tuhan, Ia mendengarkan dan kita pasti menemukan solusi. Jangan biarkan masalah di hidup ini menjauhkan kita dari Tuhan. Terima kasih Koh Zal.