YESUS ADALAH AKHIR DARI SEGALA KESEDIHAN DAN KESUSAHAN KITA

Lukas 8:43-44 Adalah seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan dan yang tidak berhasil disembuhkan oleh siapapun.Ia maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya, dan seketika itu juga berhentilah pendarahannya.

Rasul Lukas, sebagai seorang tabib pada zaman itu (Kolose 4:14), tentu tidak sembarangan ketika menuliskan bahwa penyakit si wanita pendarahan di atas tidak berhasil disembuhkan oleh siapa pun. Setelah 12 tahun mencoba mencari kesembuhan pada berbagai tabib, wanita ini tidak hanya jatuh miskin, tetapi juga penyakitnya memburuk (Markus 5:26).

(Baca juga: CARA MUDAH MENGETAHUI DI MANA HATI ANDA BERADA)

Si wanita itu mesti menerima sebuah kenyataan pahit bahwa para dokter dan orang pintar angkat tangan terhadap penyakitnya, hartanya terkuras untuk biaya pengobatan, sementara penyakitnya tidak kunjung sembuh. Lengkap penderitaannya!

Mungkin Anda sedang menghadapi situasi yang sama dengan yang dialami oleh wanita itu. Entah masalah penyakit yang tidak ada obatnya, bisnis atau pekerjaan yang sudah hancur, atau pernikahan yang mengalami jalan buntu. Mungkin Anda sudah habis-habisan mempertaruhkan segala yang Anda miliki, tetapi hasilnya nihil, malah bertambah buruk.

Hari ini saya membawa kabar gembira bagi Anda. Kalau Anda mau mengikuti jejak si wanita pendarahan di atas, saya percaya hasil yang sama akan Anda dapatkan.

Dalam ayat di atas, tersirat ada satu waktu di mana sang wanita menyadari bahwa segala usahanya sia-sa. Mungkin di dalam benaknya, “Saya sudah mencoba semua cara yang saya tahu, tetapi belum yang satu ini,” yaitu mendekat kepada Yesus.

(Baca juga: SAAT KITA KUATIR AKAN MASA DEPAN KITA)

Itu alasan diceritakan di atas bahwa sang wanita maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah Yesus. Seperti kita ketahui, penyakit wanita itu sembuh. Dua belas tahun penderitaannya terhapus dalam sekejap ketika dia memutuskan untuk percaya kepada Yesus. Yesus adalah akhir dari segala kesedihan, kegagalan, sakit penyakit, kemiskinan, dan penderitaan kita. Haleluya! (penulis: @mistermuryadi)

One comment

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.