Efesus 1:5-6 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.
Setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda-beda dengan cinta. Ada yang memiliki pengalaman indah, ada juga yang buruk. Akibatnya, respons tiap-tiap orang berbeda ketika berbicara mengenai cinta.
(Baca juga: JEJAK YANG YESUS TINGGALKAN BAGI PARA PENGIKUT-NYA)
Namun, hari ini, mari kita kesampingkan terlebih dahulu pengalaman cinta kita, karena cinta yang Tuhan berikan kepada kita tidak seperti cinta yang kita pernah terima di dunia ini. Bahkan, pengalaman cinta terindah kita, tidak sedikit pun mendekati hebatnya cinta Tuhan untuk kita.
Dulu saya pikir cinta terhebat di dunia adalah cinta seorang ibu kepada anaknya. Bukan saya bermaksud mengecilkan cinta seorang ibu, tetapi saya hanya ingin mengatakan bahwa cinta Tuhan jauh lebih besar dari cinta seorang ibu kepada anaknya.
Yesaya 49:15 mengatakan, “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.”
Teman, Yesus mengasihi kita dengan cara memberikan Diri-Nya sebagai ganti nyawa kita di kayu salib. Dia menerima semua yang buruk, supaya kita dapat menikmati segala yang terbaik. Dia dihukum, supaya kita merdeka. Yesus mengasihi kita meski Dia tahu ada kemungkinan cinta-Nya bertepuk sebelah tangan. Salib adalah bentuk pengorbanan terbesar dari cinta Tuhan kepada kita.
(Baca juga: TUHAN PANGGIL KITA UNTUK MENJADI SAKSI, BUKAN HAKIM)
Jika demikian besar kasih-Nya kepada kita, menurut Anda mungkinkah Tuhan tidak memiliki rencana yang indah bagi kita? Tentu saja tidak. Rancangan-Nya terhadap kita adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan (Yeremia 29:11). (penulis: @mistermuryadi)
Sebesar-besarnya cinta yang manusia berikan, lebih besar cinta Tuhan kepada kita. Ia menebus setiap dosa kita. Terima kasih Koh Zal.