Roma 6:1-2 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
Di blog ini, saya selalu membagikan mengenai kebaikan dan kemurahan Bapa yang tidak bersyarat. Bahwa kasih Bapa tidak berubah sekalipun kita jatuh ke dalam dosa. Bahkan, kita tahu bahwa Yesus memberikan nyawa-Nya bagi kita ketika kita masih berdosa (Roma 5:8). Dosa tidak mengurangi kasih Tuhan kepada kita.
(Baca juga: TIDAK ADA ORANG YANG MENOLAK UNTUK DIKASIHI)
Pertanyaannya, jika Tuhan selalu mengasihi kita, apakah itu berarti kita bebas berbuat dosa? Rasul Paulus menjawabnya dengan tegas, “Sekali-kali tidak”.
Yesus menebus kita dari dosa, karena Yesus tahu bahwa dosa sangat berbahaya bagi kehidupan kita. Dosa merugikan kita. Dia memberikan kita kuasa untuk menang atas dosa, bukan untuk hidup di dalam dosa.
Firman Tuhan mengatakan bahwa upah dosa adalah maut. Namun, maut yang dimaksud bukan lagi hukuman dari Tuhan, karena sejak Yesus menebus dosa di atas kayu salib, dosa tidak lagi membuat Tuhan marah terhadap manusia.
Maut yang dimaksud akan datang dari orang-orang yang kita rugikan atau dari aparat keamanan, jika kita berurusan dengan hukum. Juga, tuduhan dan dakwaan iblis. Dosa membuat kita dicemooh dan direndahkan orang lain. Dosa membuat kita kehilangan integritas dan kepercayaan.
(Baca juga: KETIDAKPERCAYAAN KITA DAPAT MEMBATASI KUASA TUHAN)
Dosa tidak membuat Tuhan menjauh dari kita, tetapi dosa akan menjauhkan dari Tuhan. Perlahan, tapi pasti. Itu alasan mengapa Paulus dengan tegas mengatakan supaya kita tidak hidup di dalam dosa. (penulis: @mistermuryadi)
Dosa merugikan hidup kita. Dosa membuat kita jadi menjauh dari Tuhan. Hidup dlm penebusanNYA dan terlepas dari dosa. Terima kasih Koh Zal.