Matius 7:24-27 Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.
Selama kita hidup di dunia, kita pasti berhadapan dengan masalah. Yesus mengibaratkan masalah sebagai hujan, banjir, dan angin dalam ayat di atas. Rasul Paulus, dalam 1 Korintus 10:13, mengibaratkannya sebagai pencobaan-pencobaan biasa, atau dengan kata lain, masalah yang juga dialami oleh orang lain.
(Baca juga: HIDUPLAH UNTUK SESUATU YANG BESARDANG KITA)
Jadi, masalah kita sesungguhnya bukanlah masalah-masalah itu, melainkan di mana kita mendirikan rumah kita. Jika kita mendirikan rumah di atas pasir, jangan heran ketika turun hujan, datang banjir, dan dilanda angin, rumah kita hancur berantakan. Sedangkan, jika kita mendirikan rumah di atas batu, hujan, banjir, dan angin tidak akan merubuhkannya.
Orang yang mendirikan rumah di atas batu adalah orang yang mendengarkan dan melakukan apa yang Yesus katakan, atau dengan kata lain, orang yang memilih percaya kepada Yesus. Sedangkan, orang yang mendirikan rumah di pasir adalah orang memilih percaya kepada yang bukan Yesus.
(Baca juga: SERIBU ALASAN UNTUK MENGASIHI DAN MEMERCAYAI TUHAN)
Yesus memuji orang-orang yang percaya kepada-Nya sebagai orang-orang yang bijaksana. Saya setuju dengan itu, karena hanya orang bodoh yang tetap memutuskan berjalan di jalan yang tidak sesuai dengan kebenaran, yang tidak mendatangkan damai sejahtera dan sukacita, dan menuju kebinasaan. (penulis: @mistermuryadi)
Kalau fondasi iman kita kuat maka masalah apapun kita dapat lewati bersama Tuhan. Letakan kekuatan dan harapan kita pada Tuhan. Terima kasih Koh Zal.