BENIH FIRMAN TUHAN TIDAK DAPAT TUMBUH DI SEMBARANG TEMPAT

Lukas 8:11* Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. 12* Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. 13* Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. 14* Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. 15* Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.”

Ayat kita hari ini cukup panjang, tetapi saya ingin kita membaca dan merenungkannya. Perhatikan, bahwa si penabur menaburkan benih ke empat tempat berbeda, tetapi hanya di tanah yang baik benih itu tumbuh.

(Baca juga: HARGAILAH DIRI ANDA JIKA ANDA INGIN DIHARGAI ORANG LAIN)

Empat tempat di sini mewakili empat respons manusia setelah mendengarkan Firman Tuhan. Anda bisa memeriksa, kira-kira Anda tipe yang mana?

Pinggir jalan adalah tipe yang setelah mendengar Firman Tuhan, dia lebih percaya kepada apa yang orang lain katakan. Tanah berbatu adalah tipe yang mendengar Firman Tuhan sesekali saja, sehingga tidak berakar kuat. Saat datang masalah, dia lupa dengan apa yang dia sudah pelajari.

Semak duri adalah tipe yang setelah mendengar Firman Tuhan, menyukainya, tetapi begitu ada situasi dan kondisi yang buruk, dia memilih lebih percaya pada kekuatiran dan ketakutannya. Terakhir, tanah yang baik, adalah tipe yang mendengar Firman Tuhan, menyimpan dalam hati (merenungkan) dan mulai meninggalkan hal-hal yang tidak sesuai dengan kebenaran yang dia terima.

Firman Tuhan adalah benih. Benih tidak dapat tumbuh di sembarang tempat. Kita tidak dapat menaruh benih di atas meja dan mengharapkannya tumbuh. Kita perlu menaruh benih di tanah yang subur supaya dia bertumbuh dan berbuah lebat. Firman Tuhan yang kita baca dan renungkan setiap hari butuh tempat bertumbuh. Firman itu tidak dapat tumbuh di komunitas atau pergaulan yang negatif.

Suatu hari seseorang bertanya kepada saya, mengapa sulit mengubah pikiran dan perilaku yang negatif, padahal dia sudah membaca Firman Tuhan setiap hari. Lalu, saya bertanya satu hal sederhana, “Seperti apakah teman-teman di dalam pergaulanmu?” Ia menjawab, “Sebagian besar adalah orang-orang tidak peduli dengan Tuhan.” Dalam hati saya, tidak heran kalau pikiran dan perilakunya sulit berubah, karena benih Firman tidak dapat tumbuh di tempat seperti itu.

(Baca juga: INI WAKTU YANG TEPAT UNTUK BEBENAH DIRI)

Kita perlu memiliki komunitas yang menjadikan Firman Tuhan sebagai dasarnya. Hanya dengan cara demikian, setiap benih Firman yang kita baca dan renungkan dapat bertumbuh dan berbuah lebat. (penulis: @mistermuryadi)

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.