TAKUT AKAN TUHAN, BUKAN KETAKUTAN AKAN TUHAN

Keluaran 20:20-21 Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: “Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa.” Adapun bangsa itu berdiri jauh-jauh, tetapi Musa pergi mendekati embun yang kelam di mana Allah ada.

Gambaran “Takut akan TUHAN” pada ayat di atas bukanlah seperti seorang anak yang takut dihukum setelah ketahuan berbuat salah oleh ayahnya. Sikap seperti itu lebih tepat disebut ketakutan.

(Baca juga: TEMAN, JANGAN PASRAH!)

Firman Tuhan dalam 2 Timotius 1:7a jelas mengatakan, “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan …” Jadi, jika kita ketakutan terhadap Tuhan, sudah jelas itu bukan sikap yang Tuhan ingin kita miliki.

Lalu, apa yang Firman Tuhan maksud dengan “Takut akan Tuhan”?

Coba perhatikan. Ada dua kata “takut” pada ayat atas. Kata takut yang pertama yang terdapat dalam kalimat “Janganlah TAKUT …” diterjemahkan dari bahasa Ibrani “Yare”. Kata “Yare” mengandung arti ketakutan, gemetar, atau merasa akan terjadi sesuatu yang mengerikan.

Sedangkan, kata “takut” dalam kalimat kedua, “… dengan maksud supaya TAKUT akan Dia ada padamu …” diterjemahkan dari kata “Yirah” dalam bahasa Ibrani. Meskipun kata “Yirah” memiliki akar kata yang sama dengan “Yare”, tetapi arti kedua kata ini berbeda. Kata “Yirah” diartikan takut karena hormat, kagum, dan terpesona.

Mungkin kita dapat membayangkannya begini. Misalnya, jika suatu hari kita bertemu dengan Presiden Jokowi. Kira-kira, apakah kita akan gemetar ketakutan dan bersembunyi di toilet atau kita akan terdiam dan terpesona karena kita begitu mengagumi Sang Presiden?

Dua reaksi di atas, takut (Yirah) dan ketakutan (Yare), sangat ditentukan dari sejauh apa kita mengenal Pak Presiden.

Pada saat itu, Bangsa Israel mengira Tuhan adalah Pribadi yang sensitif dan pemarah. Bangsa Israel berpikir Tuhan ingin merencanakan hal yang buruk terhadap mereka. Pada ayat di atas, Musa berusaha meluruskan bahwa cara pandang Bangsa Israel terhadap Pribadi Tuhan itu keliru. Tuhan tidak menemui Bangsa Israel untuk menghukum, melainkan untuk membuat mereka terkagum dan terpesona (Yirah) kepada Pribadi-Nya. Tuhan ingin Bangsa Israel tahu bahwa Dia adalah Tuhan yang baik, yang ingin menuntun mereka ke Tanah Perjanjian untuk memberikan kepada mereka kehidupan yang jauh lebih baik dan masa depan yang jauh lebih indah.

(Baca juga: SULITNYA HIDUP TANPA KRISTUS)

Sungguh keliru jika kita mengira Tuhan adalah Pribadi yang menakutkan, yang menghukum, atau yang ingin mengambil yang baik dari kita. Tuhan tidak seperti itu. Sebaliknya, Dia adalah Pribadi yang penuh kasih, lemah lembut, murah hati, dan panjang sabar. (penulis: @mistermuryadi)

One comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.