Hakim-hakim 3:5-7 Demikianlah orang Israel itu diam di tengah-tengah orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. Mereka mengambil anak-anak perempuan, orang-orang itu menjadi isteri mereka dan memberikan anak-anak perempuan mereka kepada anak-anak lelaki orang-orang itu, serta beribadah kepada allah orang-orang itu. Orang Israel melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, mereka melupakan Tuhan, Allah mereka, dan beribadah kepada para Baal dan para Asyera.
Sesaat setelah Bangsa Israel masuk Tanah Kanaan, mereka mulai berbaur dengan suku-suku bangsa yang menyembah berhala. Tanah Perjanjian sudah diduduki, janji Tuhan telah nyata bagi Bangsa Israel. Namun ironisnya, justru di saat itulah Bangsa Israel melupakan Tuhan dan beribadah kepada ilah lain.
(Baca juga: BELAJAR KEMURAHAN HATI DARI JEMAAT DI MAKEDONIA)
Melupakan Tuhan adalah masalah yang besar dalam kehidupan orang Kristen. Di saat dalam pergumulan ataupun ketika sukses, seharusnya kita tetap berpegang erat dan menaruh fokus dan pengharapan kita hanya kepada Yesus. Bukankah hanya pada saat memandang kepada Yesus, Petrus dapat berjalan di atas air?
Sebelum Bangsa Israel melupakan Tuhan, sebenarnya yang mereka lakukan adalah kompromi terhadap perintah Tuhan. Kompromi merupakan “senjata” iblis untuk merusak orang percaya. Tuhan dengan jelas telah memberikan perintah untuk tidak mengambil istri dari bangsa di luar Israel.
(Baca juga: DI DALAM FIRMAN-NYA ADA JAMINAN)
Saat berkompromi dengan kebenaran, pada dasarnya kita sedang berusaha hidup mendua hati, dan itu merupakan awal dari seseorang melupakan Tuhan. (penulis: @mistermuryadi)