1 Samuel 17:10-11 Pula kata orang Filistin itu: “Aku menantang hari ini barisan Israel; berikanlah kepadaku seorang, supaya kami berperang seorang lawan seorang.” Ketika Saul dan segenap orang Israel mendengar perkataan orang Filistin itu, maka cemaslah hati mereka dan sangat ketakutan.
Ini adalah kesalahan paling fatal yang dilakukan oleh Saul dan seluruh tentara Israel ketika mereka ditantang oleh Goliat, yaitu mereka mendengarkan ancaman dan teror sang raksasa. Tidak tanggung-tanggung, mereka mendengarkannya selama 40 hari.
(Baca juga: CARA YESUS MENGHADAPI TEKANAN DAN MASALAH)
Hal yang sama seringkali terjadi ketika kita diperhadapkan dengan masalah, kita duduk manis mendengarkan “teror” yang diberikan oleh masalah-masalah tersebut berlarut-larut.
Ketika kita mendengarkan ancaman atau teror seperti itu, pada dasarnya kita sedang membiarkan diri kita dipengaruhi oleh ketakutan. Kita seperti memberi ruang di kepala kita untuk memikirkan hal-hal buruk yang mungkin terjadi. Itu sebabnya kita merasa cemas dan kuatir, karena kita memberikan telinga kita mendengarkan hal-hal yang busuk.
Daud berbeda. Di tengah situasi yang sama yang dihadapi Saul, Daud memilih mendengarkan suara Tuhan. Daud memilih memberikan telinganya untuk mendengarkan kebenaran, bahwa Tuhan ada bersamanya, sehingga dia sanggup mengalahkan sang raksasa. Itu sebabnya respons Daud bukan takut, melainkan berani dan percaya diri. Bahkan melebihi Raja Saul dan seluruh tentara Israel.
(Baca juga: JANGAN HIDUP ISI KITA YANG BARU DI DALAM KRISTUS DENGAN MASA LALU)
Pertanyaan yang perlu kita renungkan hari ini. Ke mana kita memberikan telinga kita ketika kita berhadapan dengan masalah? Kepada sang raksasa yang tinggi, besar, dan menakutkan, atau kepada Sang Pencipta raksasa tersebut? (penulis: @mistermuryadi)
Jangan biarkan telinga kita mendengar hal yang buruk terus menerus. Firman Tuhan tidak pernah membuat kita takut sebalik memuncul pengharapan yang selalu membawa damai sejahtera. Terima kasih Koh Zal.